Tentara Masuk Sekolah Beri Materi MPLS di Padang, Cianjur dan Kupang

8 hours ago 6

Cianjur, CNN Indonesia --

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Cianjur, Jawa Barat, pada Selasa (15/7), digelar dengan melibatkan aparat TNI dan Polri. 

Para tentara dan polisi memasuki sekolah-sekolah dari tingkat SD, madrasah, hingga sekolah menengah pertama (SMP). 

Polisi dan tentara memasuki sekolah hingga ke ruang kelas. Mereka memberikan materi kebangsaan kepada siswa baru, bertujuan untuk memupuk kedisiplinan dan nasionalisme.

Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Ats-Tsuur Ayi Ruslan Majani menuturkan pelibatan TNI-Polri mengikuti arahan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

"Kita melibatkan TNI-Polri tujuannya agar siswa lebih disiplin. Kami ingin pelaksanaan MPLS ini menjadi pondasi dalam membentuk siswa yang berintegritas, memiliki kecintaan terhadap negara," ujar Ayi.

MPLS di Tsanawiyah Ats-Tsuur digelar selama tiga hari dari 14 sampai 16 Juli. Selama tiga hari kegiatan MPLS, siswa diberikan berbagai materi dan perkenalan lingkungan serta karakter.

Ayi berharap MPLS tahun ini dapat menjadi pondasi penting bagi siswa baru untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah. 

Pelaksanaan MPLS tahun ini mengacu pada pedoman teknis Kementerian Pendidikan, diselaraskan dengan visi Gubernur Jabar Dedi Mulyadi yang menekankan pentingnya pendidikan karakter sejak usia sekolah. Program pendidikan karakter di Jabar dikenal dengan nama Gapura Pancawaluya.

Sekolah-sekolah lain di Jabar juga menggelar MPLS dengan melibatkan aparat dari TNI dan Polri. 

Pada Kamis pekan lalu Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Herman Suryatman mengatakan MPLS melibatkan anggota TNI/Polri sekitar 2 sampai 3 orang itu untuk mendampingi selama lima hari ospek. Tujuannya untuk memberikan pendidikan karakter.

Selama lima hari mendampingi, Herman mengatakan para anggota TNI/Polri ini akan turut menyampaikan materi kebangsaan dan bela negara. Namun dia menegaskan pemberian materi ini tak bersifat militeristik.

"Kita kolaborasi dengan TNI. Jadi bukan militeristik, karena materinya materi bela negara, materi wawasan kebangsaan agar mereka punya tekad untuk menjemput masa depan," kata Herman di Gedung Disdik Jabar.

Dengan pelibatan TNI/Polri, kata dia, MPLS tidak hanya jadi kesempatan adaptasi lingkungan sekolah semata bagi para siswa, namun juga mencetak generasi muda unggul sesuai visi Panca Waluya.

"Jiwa kebangsaan akan muncul dan mereka akan satu tekad untuk jadi generasi Panca Waluya, generasi cageur, bageur, bener, pinter dan singer," ujarnya.

Pelibatan TNI dan Polri selama MPLS juga terjadi di luar Jabar, termasuk di sekolah rakyat yang dinisiasi oleh pemerintah dan resmi berjalan 14 Juli kemarin.

MPLS bagi 100 murid Sekolah Rakyat di Kabupaten Kupang, NTT dimulai Senin (14/7).

Pembukaan MPLS tersebut diikuti 100 murid Sekolah Rakyat Menengah 19 Kupang, dimulai dengan materi pembentukan kedisiplinan para siswa lewat materi yang disampaikan TNI dan Polri

Kepala Sekolah Rakyat Menengah 19 Felipina Agustina Kale mengatakan materi disiplin ini bukan hanya diikuti 100 siswa sekolah rakyat tapi juga guru-guru atau tenaga pengajar.

"Waktunya (untuk pembentukan disiplin) hanya dua jam yakni jam 8 sampai jam 10 pagi dan akan berlangsung selama tiga hari," jelas Felipina di Kompleks Sentra Efata, kemarin.

Hal serupa juga terjadi di Padang, Sumatera Barat. Sebanyak 150 pelajar Sekolah Rakyat tingkat SMP di Kota Padang menjalani MPLS yang dipusatkan di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Kementerian Sosial setempat, Selasa kemarin.

Kepala BBPPKS Nuryadi mengatakan implementasi Sekolah Rakyat akan mengacu kepada kurikulum nasional. Namun, yang membedakannya dengan sekolah umum yakni penguatan pendidikan karakter karena sekolah mengusung konsep boarding school.

"Untuk penguatan karakter, kita bekerja sama dengan unsur TNI agar anak didik memiliki jiwa korsa dan mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.

Respons Kemendikdasmen

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat merespons maraknya pelibatan TNI dan Polri dalam MPLS.

Dia meminta dengan tegas seluruh pemerintah provinsi untuk mematuhi pedoman pelaksanaan MPLS Ramah yang telah disusun oleh pihaknya.

Wamendikdasmen Atip usai meninjau pelaksanaan hari pertama MPLS Ramah di SDN Utan Kayu Selatan 05 Jakarta Timur pada Senin menyampaikan, pernyataan tersebut guna merespons pertanyaan media terkait pelibatan instansi TNI dan Polri dalam pelaksanaan MPLS Ramah tahun ajaran 2025/2026 di Provinsi Jawa Barat.

"Ya, di pedoman itu sudah jelas, di sana kan hanya ada tiga pihak yang terlibat, panitia MPLS atau sekolah, kemudian dinas dan kami Kemendikdasmen, itu saja. Jadi ikuti pedoman, ikuti pedoman ya, pedoman itu untuk dipedomani," tegasnya.

(gas/eli/antara/wis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Kasus | | | |