Surabaya, CNN Indonesia --
Acara pawai atau karnaval sound horeg di wilayah Mulyorejo, Kota Malang, diwarnai kericuhan antara penyelenggara dengan warga setempat. Kejadian itu sempat terekam dan viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, awalnya terlihat sebuah mobil atau truk yang membawa seperangkat sound horeg sedang melewati jalanan kampung dengan memutar musik bervolume super keras. Beberapa orang berkostum juga berjalan beriringan di belakangnya.
Seorang perempuan kemudian terlihat mendatangi dan berteriak ke arah iring-iringan truk sound horeg itu. Perempuan itu diduga merasa terganggu dengan keberadaan sound horeg.
Dari arah lain, seorang laki-laki terlihat keluar dari sebuah rumah dan mendorong salah satu penampil karnaval sound horeg. Kericuhan dan saling pukul pun tak terhindarkan.
Saat dikonfirmasi, Lurah Mulyorejo, Siswanto Heru Suparnadi mengatakan peristiwa itu terjadi Sabtu (12/7). Dia menyebut insiden itu terjadi karena warga setempat merasa terganggu adanya suara keras dari iring-iringan sound horeg.
Warga meminta agar iring-iringan karnaval sound horeg itu untuk mematikan musiknya atau mengecilkan volumenya. Hal itulah yang menurutnya, memicu kericuhan.
"Ya, awalnya kemarin itu kan namanya sound ya gitu akhirnya kemarin itu sudah jangan sampai dibunyikan di depannya rumah orang, ya sudah," kata Siswanto saat dikonfirmasi, Senin (17/7).
Namun kini, kata Siswanto, permasalahan itu telah diselesaikan secara damai dengan mempertemukan pihak penyelenggara karnaval dengan warga setempat.
"Kalau penanganannya sudah selesai. Pada waktu bersih desa sama Pak RT RW sama ketua panitia, sudah damai. Setelah bersih desa, nanti kita cari solusi," ucapnya.
Terpisah, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Malang, KH Isroqunnajah alias Gus Is, turut mengomentari peristiwa itu. Ia mengaku prihatin atas kejadian tersebut.
"Ini dampak mudaratnya besar (seperti yang terjadi di karnaval)," kata Gus Is.
Menurutnya, hal ini memperkuat alasan mengapa sound horeg kini difatwa haram. Sebab dampaknya yang negatif kepada masyarakat atau lingkungan.
"Banyak kejadian, seperti yang di Kota Malang. Mereka kena dampak," ucapnya.
Ia pun menyarankan kepada masyarakat agar mencari dan menyalurkan hobinya ke kegiatan lain daripada ke sound horeg yang sudah jelas menimbulkan gangguan di masyarakat.
"Ini kan penyaluran hobi, ya. Artinya, masih bisa diwujudkan dalam bentuk yang lain," ujar Gus Is.
(frd/wis)