BANYUWANGI - Tagar Indonesia Gelap (#IndonesiaGelap) menjadi trending topic di medsos akhir-akhir ini. Hingga berita ini di tulis pada Rabu 26 Februari 2025, di media sosial Tiktok tagar tersebut menempati posisi pertama dengan postingan mencapai lebih dari 25.200 ribu cuitan. Tagar ini merupakan bentuk ekspresi protes masyarakat atas berbagai permasalahan sosial, politik, ekonomi dan hukum yang terjadi saat ini di Indonesia.
Di Banyuwangi, melalui #IndonesiaGelap dijadikan upaya untuk mendatangkan keadilan atas tewasnya siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) saat kejadian masih berumur 7 tahun. Dikutip dari bwi24jam.co.id tanggal 24 Februari 2025, seorang pemuda berinisial DWA memanifestasikan #IndonesiaGelap dengan lambannya penanganan kasus perkosaan dan pembunuhan yang terjadi di Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Dengan tagline All Eyes on Carla Kalibaru, DWA mengajak seluruh netizen Banyuwangi untuk memviralkan dengan cara menyebarluaskan di media sosial. Menurutnya, dengan melakukan sesuatu secara kolektif (sesuai kemampuan dan bidang masing-masing) sangat penting dalam mengawal kasus ini. Agar tindakan kita dapat mendatangkan keadilan (justice) untuk Carla Nur Anindita.
DWA juga menuliskan, gerakan di media sosial sekarang ini sangat berpengaruh, mengingat slogan yang dimunculkan oleh netizen Indonesia No Viral, No Justice. Sehingga dengan terus mencari tahu perkembangan kasus Carla di media massa dan menyebarluaskannya. Maka untuk memunculkan kembali kasus yang sangat tidak manusiawi ini, sebagai masyarakat sipil yang (harus) sensitif terhadap segala tindakan yang tidak memanusiakan manusia, kita perlu melakukan sesuatu agar kasus ini akan menjadi fokus bersama.
Hingga detik ini, kasus pemerkosaan dan pembunuhan tersebut tak kunjung menemukan titik terang. Pelaku dugaan pemerkosaan dan pembunuhan gadis cilik itu belum juga ditemukan. Genap 100 hari kematiannya setelah acara tahlilan dan doa, kedua orang tua Carla, DN (38) dan SA (32) masih tetap menunggu hasil dari proses pencarian pihak kepolisian. Kedua orang tua ini terus berdoa agar identitas pelaku segera terungkap.
“Kami sekeluarga akan terus menunggu kerja kepolisian. Tidak akan pernah lelah menunggu, kami juga berdoa (agar) pelaku segera tertangkap. Sudah 100 hari, ini sangat lama memang. Kalau sejauh ini masih dalam pencarian, masih gitu-gitu aja hasilnya, ” harap DN, seorang bapak yang terus menanti datangnya keadilan untuk anaknya, dan selalu berharap agar pihak kepolisian dapat segera mengungkap identitas pelaku yang sesungguhnya.
Dilansir dari Kompas.com, DN menyatakan jika proses hukum yang selama ini dilakukan masih berkutat pada pencarian pelaku yang belum menunjukkan tanda-tanda kemajuan. Menurut pernyataan Kasatreskrim Polresta Banyuwangi Kompol Andrew Vega, pihak kepolisian terus berupaya secara maksimal untuk menemukan titik terang kasus tersebut. Bahkan dalam laporan Detik.com (23/2), Andrew Vega juga menyatakan, proses penanganan kasus perkosaan dan pembunuhan Carla masih dalam proses.
“Untuk pendalaman ini intinya untuk memastikan kesesuaian dari keterangan-keterangan yang selama ini sudah dilakukan pemeriksaan, mungkin ada temuan yang baru. Jadi untuk hasilnya, pada intinya ini masih dalam proses. Kami terus melakukan pemeriksaan dan berupaya semaksimal mungkin akan melakukan pengungkapan terhadap kejadian perkara ini, ”terang Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi Kompol Andrew Vega.
Lambannya pengungkapan kasus perkosaan dan pembunuhan Carla ini, pihak kepolisian menyebutkan beberapa alasan yang membuat pelaku sampai saat ini belum juga terlihat batang hidungnya. Salah satunya akibat tempat kejadian perkara (TKP) yang rusak dan tubuh korban sudah banyak disentuh tangan saat upaya pertolongan. Sejauh ini pihak kepolisian telah melakukan serangkaian pendalaman, mulai dari pemeriksaan saksi, mengerahkan anjing pelacak, melakukan reka adegan (rekonstruksi), melakukan uji laboratorium dan tes DNA sperma yang ada di tubuh korban.
Kesimpulannya, dari serangkaian laporan media yang memberitakan mulai awal kejadian hingga saat ini, serta pernyataan dari pihak Polresta Banyuwangi dengan adanya hal yang terus diulang-ulang dan itu nampak janggal. Kejanggalan itu menurut sudut pandang penulis, misalnya pada kalimat "polisi masih terus melakukan upaya pencarian, pihak kepolisian masih melakukan proses penyelidikan dan kalimat pada intinya masih dalam proses".
Kalimat-kalimat seperti itu cenderung tidak menjawab persoalan, atau tidak memberikan kejelasan kepada publik. Bagaimana mungkin pihak berwajib (APH) dalam hal ini Polresta Banyuwangi hanya menyatakan kasus ini masih ditindaklanjuti dan masih dalam proses, padahal proses penanganannya sudah berjalan lebih dari 100 hari. Seolah-olah ada sesuatu yang sengaja tidak dikatakan secara gamblang ke depan publik. Kalau kita cermat membaca pernyataan yang menekankan kata intinya dalam memberi penjelasan, itu merupakan pernyataan yang tidak menunjukkan suatu kejelasan, atau dengan kata lain Polresta Banyuwangi tidak mampu menjawab secara sistematis.
Oleh karena itu, pihak kepolisian menggunakan kata intinya untuk mempermudah jawaban wartawan. Dari sini penulis dapat menduga ada sesuatu yang tidak dikatakan. Misalnya, proses pencarian pelaku menemukan hambatan tertentu, beberapa bukti sudah mengarah kepada seseorang namun sejauh ini belum melakukan tindakan lebih lanjut, atau ada sesuatu yang membuat pihak kepolisian tidak mengatakan kepada publik secara eksplisit. Beberapa dugaan yang telah penulis sebutkan adalah hal yang wajar, jika melihat sejauh ini masih belum ada hasil yang menunjukkan kejelasan kasus perkosaan dan pembunuhan Carla.
Diketahui pada Rabu 13 November 2024, gadis kecil mengenakan hijab berwarna putih dan seragam batik khas Madrasah Ibtidaiyah (MI) menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan. Tubuh korban ditemukan tergeletak di tengah kebun yang tak jauh dari rumahnya. Korban sempat dilarikan ke klinik oleh keluarga untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun takdir berkata lain, Carla seorang gadis berusia tujuh tahun meninggal akibat luka parah di bagian kepala. Hingga kini, kasus pemerkosaan dan pembunuhan tersebut tidak kunjung menemukan titik terang.
Khususon ila ruhi Carla Nur Anindita, al-Fatihah...