CNN Indonesia
Rabu, 08 Okt 2025 12:19 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Tiga sekolah internasional di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) dan Jakarta Utara (Jakut) menjadi sasaran teror ancaman bom oleh orang tak dikenal.
Di Tangsel, teror bom itu menyasar Sekolah Mentari Intercultural School dan Jakarta Nanyang School pada Selasa (7/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolres Tangsel AKBP Victor Inkiriwang mengatakan pihaknya langsung berkoordinasi dengan Unit Jibom Detasemen Gegana Satbrimob Polda Metro Jaya untuk melakukan pengecekan ke lokasi. Setelah diperiksa, dipastikan tidak ditemukan bahan peledak di lokasi.
"Hasilnya tidak ditemukan adanya bom atau bahan peledak sesuai dengan informasi teror yang disampaikan," kata Victor kepada wartawan.
Motif ancaman bom adalah pemerasan. Dalam pesan yang dikirim ke masing-masing sekolah, pelaku minta uang tebusan senilai US$30 ribu.
Ancaman terhadap dua sekolah internasional itu dikirim dengan nomor yang sama. Polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kasus ini.
"(Ancaman) Dari nomor yang sama. Kami melakukan langkah-langkah penyelidikan secara intensif untuk mengungkap pelaku yang mengirimkan pesan teror bom ini. Nanti kita akan sampaikan hasilnya," ucap Victor.
Sementara di Jakut, ancaman teror bom itu menyasar ke North Jakarta Intercultural School (NJIS) yang berlokasi di Kelapa Gading.
Buntut ancaman itu, Polsek Kepala Gading langsung menerjunkan personel untuk melakukan pengecekan dan penyisiran di area sekolah pada Rabu (8/10) sekitar pukul 00.15 WIB.
Pengecekan dan penyisiran dilakukan selama kurang lebih 15 menit. Polisi pun memastikan tidak ditemukan bahan peledak di area sekolah internasional tersebut.
Sama seperti di Tangsel, pelaku ancaman teror bom juga meminta uang tebusan senilai US$30 ribu.
Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko mengatakan pelaku mengirim pesan teror tersebut melalui WhatsApp menggunakan kode ponsel negara Nigeria.
"Minta uangnya lewat kripto nilainya sekitar US$30 ribu," kata Seto kepada wartawan.
Disampaikan Seto, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Asosiasi Crypto untuk menelusuri untuk melakukan penyelidikan termasuk mengidentifikasi pelaku.
"Mereka minta transfer lewat kripto ke salah satu wallet address. Kepolisian berkoordinasi dengan pihak kripto, sedang dilakukan," ucap dia.
(dis/wis)