Polisi Mulai Panggil Saksi Kasus Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

4 hours ago 5

Surabaya, CNN Indonesia --

Polda Jawa Timur mulai menyelidiki dugaan tindak pidana dalam tragedi ambruknya gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo dengan memeriksa sejumlah saksi.

Penyidik Unit II Subdit I perdagangan dan Industri (Indagsi) Indagsi Ditreskrimsus Polda Jatim AKP Edi Iskandar mengatakan satu saksi yang dipanggil ialah Shaka Nabil Ichsani.

Pemanggilan tersebut berdasarkan pada laporan polisi dengan nomor registrasi LP/A/4/IX/2025/SPKT.UNITRESKRIM/POLSEK BUDURAN POLRESTA SIDOARJO/POLDA JAWA TIMUR tertanggal 29 September 2025.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya [undangan pemanggilan untuk Shaka Nabil Ichsani], untuk panggilan saksi," kata Edi, Selasa (7/10).

Edi menjelaskan, saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan sesuai dengan surat yang dikeluarkan dengan nomor SP.Lidik/4579/X/RES.1.2./2025/Ditreskrimsus/Polda Jatim tertanggal 1 Oktober 2025.

Shaka sendiri sudah dimintai keterangan sebagai saksi pada Jumat (3/10) pukul 13.00 di ruangan Unit II Subdit Tipid Indagsi.

Sebelumnya, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto berjanji akan melakukan proses hukum terhadap tragedi ambruknya gedung Pondok Pesantren Al Khozyni yang menelan korban jiwa. Proses hukum itu, kata Nanang, akan segera dilakukan, usai evakuasi seluruh korban berhasil dituntaskan.

"Jelas tetap nanti akan melakukan kegiatan proses [hukum] tapi yang utama sekarang ini adalah masalah kemanusiaannya dulu," kata Nanang saat meninjau proses evakuasi di lokasi kejadian, Jumat (3/10).

Nanang mengatakan, pihaknya sudah mengumpulkan data-data perihal dugaan kegagalan konstruksi gedung ambruk tersebut.

"Jadi nanti gini, ini kan harus dilihat dulu semuanya sampai awal. Dari proses yang jatuh ini sudah kita filekan, kita filmkan. Kita ambil dokumentasinya," ujarnya.

Peristiwa ambruknya gedung tiga lantai ini harus dilihat secara menyeluruh. Mereka juga meminta pendapat para ahli bidang konstruksi untuk mengurai penyebabnya.

"Dan ini kan harus sampai keseluruhan menyeluruh. Dan kami juga ada panduan dari teman-teman ahli bidang konstruksi," ujarnya.

Polisi akan mempelajari konstruksi gedung tersebut dari lantai dasar, lantai dua, tiga hingga lantai atap yang diduga menjadi titik ambruk.

"Jadi ini ada tahapannya dan harus sampai selesai sampai di bawah. Karena kan kita harus tahu konsep membangun itu kan tidak ujuk-ujuk dari atas. Semua ada dari bawah dulu," katanya.

Ia minta publik untuk bersabar. Polisi bakal mengusut tragedi gedung ambruk ini secara saintis, dan berdasarkan pendapat para ahli bidang konstruksi.

"Indikasi awal ya nanti dari teman-teman ahli yang bisa menjelaskan, teman-teman. Jadi nanti kalau sudah ada kan penjelasan itu kan lebih valid karena dengan saintis ya," ucapnya.

Sebelumnya, gedung tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk, Senin (29/9) sore. Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri sedang melaksanakan Salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

Hingga akhir pencarian, Selasa (7/10), Basarnas mencatat korban ambruknya Gedung Pondok Pesantren Al Khoziny berjumlah total 171 orang. Terdiri dari 104 selamat, 67 meninggal dunia, termasuk 8 body part atau bagian tubuh.

(frd/dal)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Kasus | | | |