Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto tak ambil pusing atas ramainya peristiwa prajurit TNI masuk ke dalam lingkungan kampus di berbagai perguruan tinggi dengan ragam alasan.
Brian menjelaskan perguruan tinggi bersifat terbuka kepada pihak manapun dalam konteks melakukan riset, inovasi, dan kerja sama termasuk bagi prajurit TNI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sekali lagi dalam konteks itu tentu Kemendiktisaintek menyampaikan kampus itu tempat terbuka karena justru dengan keterbukaan dengan kerja sama berbagai pihak permasalahan-permasalahan untuk riset inovasi itu menjadi lebih luas," kata Brian usai rapat dengan Komisi X di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (23/4).
Brian menjelaskan sudah banyak contoh kerja sama yang dijalin perguruan tinggi dengan sejumlah pihak termasuk TNI.
Ia mengatakan kerja sama yang dijalin perguruan tinggi dengan sejumlah pihak itu juga meliputi berbagai hal termasuk pengajaran.
"Sudah banyak berjalan sebenarnya ya beberapa mitra-mitra kampus tidak hanya dari TNI juga dari kalangan industri," ujarnya.
"Dari kalangan profesional lainnya itu tentu bisa terlibat dalam proses pengajaran dan juga tidak kalah penting, dalam proses penelitian-penelitian," sambungnya.
Di sisi lain, Brian enggan menjawab tegas apakah ramainya peristiwa TNI masuk ke kampus ini sebagai upaya intervensi terhadap kebebasan akademik.
Terlebih, peristiwa ini terjadi berdekatan setelah mahasiswa di berbagai perguruan tinggi menolak pengesahan RUU TNI dan menyerukan supremasi sipil.
"Jadi kami melihatnya dalam konteks itu (kerja sama hingga riset) jadi bahwa kemudian ada hal-hal lain itu diluar konteks kami sebagai kementerian pendidikan tinggi," ujar dia.
Sebelumnya, peristiwa TNI masuk ke lingkungan kampus marak terjadi di sejumlah perguruan tinggi usai DPR mengesahkan RUU TNI. Salah satunya TNI yang masuk ke wilayah kampus UIN Semarang.
Selain itu ada polemik Kodam IX/Udayana yang meneken kerja sama dengan Universitas Udayana yang mencakup pemberian kuliah umum dari tokoh TNI tentang kebangsaan, pelatihan bela negara bersifat non-militeristik.
Teranyar, Dandim 0508/Depok Kolonel Inf Iman Widhiarto mendatangi Kampus Universitas Indonesia (UI) pada Kamis (16/4).
Kapuspen TNI Brigjen Kristomei Sianturi mengatakan kedatangan Iman ke UI tersebut atas dasar undangan diskusi.
"Dandim Depok diundang/diajak oleh seorang mahasiswa atas nama F dan Kabagpam UI atas nama AR, yang memang dikenal baik oleh Dandim, untuk diskusi, ngobrol," kata Kristomei saat dikonfirmasi, Sabtu (19/4).
"Kebetulan saat itu Dandim baru pulang bertugas sehingga memakai seragam dan mampir ke Pusgiwa UI. Materi obrolan pun biasa saja, bertukar pikiran, dalam suasana persahabatan," sambungnya.
Di sisi lain, TNI AD juga membantah isu intervensi terkait kedatangan anggota dalam kegiatan diskusi yang digelar mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menerangkan kehadiran Babinsa Koramil Ngaliyan Kelurahan Tambak Aji, Sertu Rokiman semata-mata dalam rangka menjalankan tugas rutin sebagai aparat kewilayahan.
Wahyu juga menyebut kehadiran Rokiman pun hanya terbatas di area depan kampus dan tidak masuk ke dalam lokasi acara diskusi.
"Babinsa hadir di sekitar kampus hanya untuk monitoring wilayah, karena sebelumnya beredar pamflet undangan diskusi yang bersifat terbuka untuk umum. Itu bagian dari tugas Babinsa dalam menjaga keamanan dan ketertiban wilayah binaannya," kata Wahyu dalam keterangan tertulis, Rabu (16/4).
(fra/mab/fra)