AHY Bakal Tertibkan Standar Konstruksi Ponpes Imbas Tragedi Al Khoziny

3 hours ago 7

Yogyakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan akan menertibkan pemenuhan standar konstruksi bangunan menyusul tragedi ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.

"Kita ingin ke depan semakin menertibkan, sehingga tidak ada lagi kejadian serupa," kata AHY ditemui di Fakultas Teknik UGM, Sleman, DIY, Kamis (8/10).

AHY bilang pihaknya akan berkoordinasi dengan para pemimpin daerah untuk melakukan sosialisasi serta pengecekan langsung di lapangan menyangkut standar konstruksi bangunan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini juga sangat terkait dengan para pemimpin di daerah tentunya para gubernur, wali kota, termasuk bupati agar sama-sama kita mengawal ini melakukan sosialisasi, melakukan pemeriksaan lapangan sehingga bisa kita evaluasi dan kita perbaiki kita cegah hal-hal seperti ini lagi," pesan putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono itu.

AHY mengaku telah menerima informasi dari Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo perihal hanya ada 50 pondok pesantren (ponpes) di Indonesia yang mengantongi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).

Padahal, pemenuhan standar konstruksi ini menyangkut keselamatan banyak nyawa. Oleh karenanya, lanjut AHY, tragedi di Sidoarjo kemarin pun jadi pengingat akan pentingnya pemenuhan standar keselamatan dan kelayakan gedung bagi pesantren maupun bangunan lain pada umumnya.

"Ini menjadi pengingat bagi kita semua agar benar-benar kita lebih mematuhi segala standar yang telah ditetapkan karena standar itu ada, SOP itu ada dengan tujuan. Pertama tentu keselamatan baru setelah itu fungsi-fungsi bangunan lainnya," katanya.

"Ini tidak berlaku hanya untuk pondok pesantren tapi juga berbagai bangunan infrastruktur apalagi yang diperuntukkan bagi publik ada sekolah, ada kampus, ada rumah sakit puskesmas dan yang lainnya," sambung dia.

AHY juga mengaku telah berkomunikasi dengan Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang berencana mengevaluasi kondisi bangunan pesantren di Tanah Air.

"Saya juga sudah berkomunikasi juga dengan Menko Pemberdayaan Masyarakat Gus Muhaimin Iskandar kami ingin segera regrouping, konsolidasi karena beliau di depan untuk urusan tersebut tapi kami tentu men-support dari urusan atau aspek infrastrukturnya," katanya.

Sebelumnya, gedung tiga lantai termasuk musala di asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, ambruk, Senin (29/9) sore. Saat kejadian, diketahui ada ratusan santri sedang melaksanakan Salat Asar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan tersebut.

Hingga akhir pencarian, Selasa (7/10), Basarnas mencatat korban ambruknya Gedung Pondok Pesantren Al Khoziny berjumlah total 171 orang. Terdiri dari 104 selamat, 67 meninggal dunia, termasuk 8 body part atau bagian tubuh.

Menko PM Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengungkap bahwa Ponpes Al Khoziny yang ambruk dan menewaskan 67 orang telah berusia 125 tahun.

Menurut Cak Imin, ponpes yang berusia tua umumnya memang tak memiliki perencanaan yang baik. Kondisi itu disebabkan karena beberapa hal, salah satunya keterbatasan anggaran.

Dengan keterbatasan anggaran, Cak Imin menyebut skema pembangunan yang dilakukan pesantren karena itu banyak dilakukan dengan cara tambal sulam.

Cak Imin mengatakan pemerintah akan melakukan evaluasi kondisi tersebut. Dia mengaku akan mulai mencatat daftar pesantren yang berusia tua atau di atas 100 tahun untuk mulai dievaluasi untuk mencegah insiden di ponpes Al Khoziny terulang.

Saat ini, ungkap Cak Imin, jumlah lembaga pendidikan berbentuk pesantren di Indonesia sebanyak 344.130 ribu. Dari jumlah itu, jumlah santri atau peserta didik mencapai 9,8 juta dan peserta didik 1,16 juta.

(kum/isn)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Kasus | | | |