CNN Indonesia
Rabu, 19 Mar 2025 04:50 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky buka suara usai Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan setuju untuk menghentikan serangan ke fasilitas energi Ukraina selama 30 hari.
Zelensky mengatakan Ukraina mendukung gencatan senjata yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump tersebut, namun masih memerlukan lebih banyak penjelasan dan rincian dari AS terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zelensky juga sempat menuduh Putin ingin "melemahkan" Ukraina dan "tidak siap untuk mengakhiri perang ini.
"Setelah kami mendapatkan rinciannya dari Presiden AS dan dari pihak AS, kami akan memberikan jawaban kami," kata Zelensky, dikutip AFP.
Dia mengatakan pihak Ukraina akan mempertahankan gencatan senjata, selama Rusia juga mematuhi kesepakatan itu. Zelensky juga meminta AS yang harus menjadi penjamin kendali atas implementasi gencatan senjata tersebut.
"Saya rasa akan tepat jika kita berdiskusi dengan Presiden Trump dan mengetahui rincian tentang apa yang ditawarkan Rusia kepada AS atau apa yang ditawarkan AS kepada Rusia," ujar Zelensky.
Sebelumnya Putin dan Trump mengadakan pembicaraan telepon selama 90 menit untuk membahas Ukraina hingga kerja sama bilateral antara AS dan Rusia.
Dalam pembicaraan tersebut, Putin mengatakan Rusia dan Ukraina akan saling berhenti menyerang infrastruktur energi masing-masing selama 30 hari. Belum diketahui kapan gencatan senjata itu akan dimulai.
Kantor kepresidenan Rusia, Kremlin, menyebut kedua pemimpin telah melakukan "pertukaran pandangan secara terperinci dan jujur" mengenai perang di Ukraina, selama pembicaraan telepon tersebut.
Putin juga menegaskan dalam pembicaraan itu bahwa resolusi konflik harus komprehensif, berkelanjutan, dan bersifat jangka panjang, dengan mempertimbangkan kepentingan keamanan Rusia sendiri dan akar penyebab perang.
Selain itu, Putin juga telah mengemukakan poin-poin penting tentang pemantauan gencatan senjata tersebut, dan mencegah kesempatan itu dimanfaatkan oleh Ukraina untuk memobilisasi lebih banyak pasukan dan mempersenjatai diri.
"Ditekankan bahwa syarat utama untuk mencegah eskalasi konflik dan penyelesaiannya melalui cara politik dan diplomatik adalah penghentian total bantuan militer asing dan penyediaan informasi intelijen ke Ukraina," demikian pernyataan Kremlin.
(dna)