CNN Indonesia
Sabtu, 08 Mar 2025 20:45 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Umat Muslim di seluruh dunia wajib menjalankan ibadah berpuasa setiap tahunnya selama bulan Ramadan.
Selama berpuasa, umat Muslim pantang makanan, minum, dan harus bisa menjaga emosi dari sejak Waktu salat subuh tiba hingga terbenamnya matahari dan waktu salat maghrib tiba.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan begitu, waktu berpuasa di setiap negara dan wilayah ternyata bisa berbeda-beda. Rata-rata waktu berpuasa adalah 12-16 jam.
Namun, berpuasa di daerah ekstrem seperti Svalbard, Norwegia, dan Yakutsk, Rusia, memiliki tantangan unik karena perbedaan panjang siang dan malam yang sangat ekstrem.
Svalbard adalah salah satu tempat berpenghuni paling utara di dunia.
Dikutip The Atlantic, selama musim dingin, termasuk saat Ramadan di bulan Maret-April seperti sekarang ini, matahari tidak terbit sama sekali atau kerap disebut fenomena malam kutub.
Sebaliknya, saat musim panas, matahari tidak pernah terbenam di wilayah itu atau disebut fenomena matahari tengah malam.
Dengan kondisi ini, untuk berpuasa, umat Muslim di Svalbard biasanya mengikuti waktu salat dari Mekah, Arab Saudi.
Selain itu, melansir Arab News, umat Muslim di Svalbard juga bisa mengikuti waktu salat dari kota terdekat yang memiliki siklus siang-malam normal seperti ibu kota Oslo.
Hal itu juga tidak jauh berlaku bagi Muslim di wilayah ekstrem lainnya seperti Yakutsk, Rusia.
Yakutsk adalah kota terdingin di dunia, tetapi memiliki siklus matahari yang lebih jelas dibandingkan Svalbard.
Saat Ramadan di musim semi, siang hari bisa lebih dari 14-16 jam. Namun, dengan kondisi itu, umat Muslim masih memungkinkan untuk berpuasa mengikuti waktu lokal.
Jika bulan Ramadan jatuh pada musim panas, siang bisa mencapai 20 jam. Dengan begitu, beberapa Muslim di Yakutsk memilih mengikuti waktu salat dari kota besar lain seperti Moskow.
Pengecualian ini juga berlaku bagi Muslim yang tinggal di wilayah dengan perbedaan waktu yang ekstrem lainnya.
Muslim yang tinggal di tempat-tempat ekstrem diperbolehkan mengikuti jadwal dari kota dengan waktu siang-malam normal. Biasanya mereka mengikuti fatwa dari ulama setempat.
Ini dilakukan agar ibadah puasa tetap bisa dijalankan dengan wajar tanpa membahayakan kesehatan.
(rds/rds)