Sebagian Warga Filipina 'Girang' Duterte Ditangkap: Doa Kami Terjawab

12 hours ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

Doa syukur bercampur isak tangis mewarnai sebagian warga Filipina, usai mantan Presiden Rodrigo Duterte ditangkap atas perintah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada Selasa (11/3).

Berkumpul dalam ibadah misa di Paroki Sacred Heart Manila, para ibu-ibu membawa bingkai foto suami dan anak laki-laki mereka yang telah meninggal dunia akibat kampanye antinarkoba Duterte saat dia menjabat sebagai presiden.

Para wanita tersebut mengatakan penangkapan Duterte oleh polisi berdasarkan perintah ICC merupakan "doa yang terjawab".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pastor Flaviano Villanueva dalam homilinya mengungkap keputusasaan yang dirasakan para keluarga korban selama menanti keadilan. Dia mengibaratkan penangkapan Duterte seperti "sel penjara yang telah lama tertutup, akhirnya terbuka kembali".

"Saya berharap penangkapan ini akan membuka jalan bagi penyembuhan total negara kita, agar orang-orang mengingat bahwa keadilan akan menang," kata Villanueva kepada AFP.

Seorang warga bernama Luzviminda Dela Cruz mengatakan putranya yang berusia 19 tahun dibunuh oleh polisi setelah penggerebekan pada 2017 lalu. Kini dia mengaku lega putranya telah mendapatkan keadilan.

"Saya merasakan kebahagiaan yang tidak dapat saya jelaskan. Saya berdoa untuk ini setiap hari," ungkapnya.

Rodrigo Duterte menjabat sebagai Presiden Filipina dari tahun 2016 hingga 2022. Menurut jaksa ICC di Den Haag, diperkirakan ada 12 ribu hingga 30 ribu korban yang tewas selama perang narkoba Duterte.

Duterte ditangkap di Bandara Internasional Manila pada Selasa (11/3) pagi, setelah Interpol Manila menerima salinan resmi surat perintah penangkapan dari ICC.

Wakil Presiden sekaligus putri Duterte, Sara Duterte, menyebut ayahnya dibawa secara paksa ke Den Haag.

"Ini bukan keadilan, ini penindasan dan penganiayaan," ujar Sara.

Sementara itu setelah ditangkap di Manila pagi tadi, Rodrigo Duterte mengunggah video di media sosial mengatakan yakin Mahkamah Agung Filipina akan turun tangan untuk mencegah pemindahannya ke Belanda.

"Mahkamah Agung tidak akan menyetujuinya. Kami tidak memiliki perjanjian ekstradisi," ujar Duterte.

"Kejahatan apa yang telah saya lakukan? Tunjukkan kepada saya sekarang dasar hukum keberadaan saya di sini," imbuhnya.

Saat ini Duterte disebut telah dibawa dari Manila, menuju pengadilan ICC di Den Haag Belanda.

(dna)

Read Entire Article
Kasus | | | |