Peringatan Akhir Trump ke Hamas: Bebaskan Sandera atau Neraka Menanti

1 week ago 11

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden AS Donald Trump memberi tahu rakyat Gaza untuk menyerahkan sandera atau menghadapi "neraka." Ia juga memberi tahu pimpinan untuk segera meninggalkan wilayah tersebut.

Dalam unggahan di platform Truth Social miliknya, Trump mengatakan pernyataan tersebut adalah peringatan terakhir bagi Hamas, baik terkait sandera dan juga angkat kaki dari Gaza.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kepada rakyat Gaza: Masa Depan yang indah menanti, tetapi tidak jika Anda tetap menyandera. Jika Anda melakukannya, Anda MATI! Ambil keputusan yang CERDAS."

"BEBASKAN SANDERA SEKARANG, ATAU AKAN ADA NERAKA YANG HARUS DIBAYAR NANTI!" tulis Trump dalam postingan di platform Truth Social miliknya.

Dalam postingan yang sama, pemimpin AS itu memberi tahu Hamas untuk "melepaskan semua sandera sekarang, bukan nanti, dan segera kembalikan semua mayat orang-orang yang Anda bunuh, atau semuanya BERAKHIR bagi Anda."

[Gambas:Video CNN]

"Ini peringatan terakhir Anda! Bagi para pemimpin, sekarang lah saatnya untuk meninggalkan Gaza, selagi Anda masih punya kesempatan," tulisnya.

"Saya mengirimkan kepada Israel semua yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, tidak seorang pun anggota Hamas akan aman jika Anda tidak melakukan apa yang saya katakan," tulisnya.

Lima warga Amerika diyakini masih menjadi sandera yang ditawan dalam serangan besar-besaran Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Empat dari mereka telah dipastikan tewas dan seorang lainnya, Edan Alexander, diyakini masih hidup.

Fase pertama gencatan senjata berakhir selama akhir pekan setelah enam minggu relatif tenang yang mencakup pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.

Cuitan itu juga muncul setelah AS mengonfirmasi telah berkomunikasi langsung dengan Hamas mengenai sandera pada Rabu (5/3).

Gedung Putih mengatakan bahwa utusan Presiden AS Donald Trump untuk urusan penyanderaan, Adam Boehler, mengadakan pembicaraan yang difokuskan pada warga Amerika di antara para sandera yang tersisa di Gaza.

"Israel telah diajak berkonsultasi mengenai masalah ini," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt seperti diberitakan AFP.

"Lihat, dialog dan berbicara dengan orang-orang di seluruh dunia untuk melakukan apa yang terbaik bagi kepentingan rakyat Amerika adalah sesuatu yang menurut Presiden benar," katanya.

Komunikasi yang belum pernah terjadi sebelumnya itu berlangsung setelah Israel mengancam akan memperbarui serangan militer di Gaza.

Amerika Serikat telah menolak kontak langsung dengan militan Palestina sejak melarang mereka sebagai organisasi teroris pada 1997.

Terkait gencatan senjata, Israel mengatakan ingin memperpanjang fase pertama hingga pertengahan April. Sedangkan Hamas bersikeras pada transisi ke fase kedua, yang seharusnya mengarah pada akhir perang secara permanen.

(chri/afp)

Read Entire Article
Kasus | | | |