Pemerintah Trump Tangkap Ketua Demo Bela Palestina di Kampus AS

2 days ago 9

CNN Indonesia

Senin, 10 Mar 2025 14:55 WIB

Pejabat imigrasi Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump menangkap ketua demo bela Palestina di Universitas Columbia. Ilustrasi. Para mahasiswa AS saat menggelar aksi demonstrasi membela warga Palestina dari agresi Israel. (Getty Images via AFP/MATTHEW HATCHER)

Jakarta, CNN Indonesia --

Pejabat imigrasi Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump menangkap ketua demo bela Palestina di Universitas Columbia.

Kementerian Keamanan Dalam Negeri menyatakan petugas menangkap Mahmoud Khalil, salah satu orang yang dianggap punya peran penting dalam gerakan protes di kampus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"[Tindakan ini] diambil untuk mendukung perintah eksekutif Presiden Trump yang melarang anti-semit, dan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri," demikian pernyataan kementerian itu di X, Minggu (9/3).

Masih soal tuduhan anti-semit, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan akan mencabut visa dan atau green card bagi orang-orang yang dianggap mendukung Hamas.

"Sehingga mereka bisa dideportasi," kata Rubio.

Saat ditangkap, Khalil memegang status penduduk tetap.

Sementara itu, Serikat Pekerja Pelajar Columbia menyebut Khalil ditangkap pada Sabtu.

Mereka menggambarkan Khalil sebagai lulusan Universitas Columbia dari Palestina dan negosiator aksi perkemahan di kampus AS pada April 2024.

Serikat tersebut juga merilis petisi untuk membebaskan Khalil.

"Kami tahu ada beberapa laporan soal agen Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai yang mengakses atau mencoba mengakses gedung kampus Universitas Columbia pada Jumat dan Sabtu, termasuk asrama mahasiswa," demikian menurut mereka, dikutip AFP.

Universitas Columbia tak segera menanggapi penangkapan Khalil dan upaya pembobolan gedung kampus itu.

Mereka hanya menyebut ada petugas "ICE [Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai] di jalan-jalan sekitar kampus."

Universitas Columbia salah satu sederet kampus ternama di AS yang ikut menggelar protes menentang agresi Israel di Palestina pada April 2024.

Mereka mengecam pemerintahan Benjamin Netanyahu, menuntut penghentian bantuan, hingga meminta kampus memutus hubungan dengan lembaga yang berafiliasi dengan Israel.

Namun, aksi damai itu berubah menjadi kekerasan usai polisi AS menangkap para demonstran dan meminta kemah-kemah di kampus dibongkar.

Trump saat itu memanfaatkan keadaan dengan menyebut banyak kampus yang terlalu radikal dan menuding partai Demokrat tak becus hadapi permasalahan ini.

(isa/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Kasus | | | |