CNN Indonesia
Selasa, 03 Jun 2025 19:04 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin (BGS) menyatakan saat ini terdapat tren kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia.
Budi menyebut tren kenaikan kasus tersebut juga telah ia laporkan kepada Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, pada Selasa (3/6) hari ini.
"Saya sampaikan bahwa Covid-19 itu memang terjadi kenaikan," ujarnya kepada wartawan usai pertemuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, ia mengklaim kenaikan kasus itu terjadi pada varian Covid-19 yang tidak mematikan. Karenanya Budi meminta agar masyarakat tidak khawatir secara berlebihan.
"Tapi kenaikan ini adalah varian-varian yang relatif tidak mematikan. Jadi enggak usah terlalu dikhawatirkan supaya masyarakat enggak panik," tuturnya.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendeteksi tujuh kasus COVID-19 di Indonesia. Kasus tersebut ditemukan pada minggu lalu.
"Jumlah kasus terlapor M22 (25-31 Mei) adalah sebanyak 7 kasus," bunyi laporan data Kemenkes yang diberikan oleh Jubir Kemenkes Widyawati, Selasa (3/6).
Kemenkes mencatat pada periode 25 hingga 31 Mei, tingkat positivity rate mencapai 2,05 persen. Artinya dari 100 orang yang diperiksa, terdapat 2 orang yang hasilnya positif Covid-19.
Positivity rate tertinggi di tahun 2025 terjadi pada minggu epidemiologi ke-19 yakni sebesar 3,62 persen. Tercatat kenaikan kasus tertinggi di minggu ke-19 terjadi di provinsi Banten, Jakarta, dan Jawa Timur. Selama tahun 2025, Kemenkes sudah memeriksa 2.160 spesimen. Dari 2.160 spesimen itu, 72 di antaranya positif Covid-19.
Kemenkes sebelumnya sudah mengeluarkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan terhadap Peningkatan Kasus Covid-19 pada 23 Mei 2025. Diketahui, sejak minggu ke-12 tahun 2025 hingga saat ini, kasus COVID-19 menunjukkan peningkatan di beberapa negara di Asia, seperti Thailand, Hong Kong, Malaysia, dan Singapura.
Varian COVID-19 yang tersebar di beberapa negara Asia meliputi XEC dan JN.1 di Thailand, LF.7 dan NB.1.8 di Singapura, JN.1 di Hong Kong, dan XEC di Malaysia.
(tfq/gil)