Ibu Negara Brasil Beri Saran MBG: Dapur Sekolah, Pakai Produk Lokal

5 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Ibu Negara Brasil Janja Lula da Silva memberikan beberapa masukan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Badan Gizi Nasional (BGN) Dian Fatwa. Masukan disampaikan Janja usai meninjau langsung program MBG di kawasan Halim, Jakarta Timur, Jumat (24/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dian menyebut, Janja menyarankan dapur MBG dibangun di masing-masing sekolah. Hal ini perlu dilakukan untuk memudahkan distribusi MBG kepada siswa.

"[Janja] sempat menanyakan [dapur di sekolah] karena mereka [Brasil] melakukannya seperti itu. Nah, kami akan melakukannya itu nanti di daerah terpencil, daerah 3T (tertinggal, terdepan, terpencil)," ujar Dian di SD Angkasa 05 Halim, Jakarta Timur.

Skema distribusi tersentral ini dinilai Dian lebih efektif. Skema itu dilakukan untuk menjaga kualitas makanan yang disajikan.

"Karena apa? Untuk di urban area ini populasinya cukup besar. Dan itu kita harus melakukan secara masif, secara cepat untuk keamanan makanan itu sendiri," ujar dia.

Selain itu, Janja juga menyarankan digunakannya produk dari petani lokal.

"Jadi, ada kewajiban [mengambil dari petani lokal] dan itu ada di dalam perundang-undangan mereka [Brasil]," kata Dian.

Menurutnya, sejumlah SPPG daerah di Indonesia sebenarnya sudah mengambil bahan baku tertentu dari produksi lokal. Namun, untuk di daerah Halim, Jakarta Timur, baru memulai untuk membangun sumber tersebut.

Dian juga mengaku pada Janja bahwa infrastruktur produksi petani lokal untuk menopang program MBG di Indonesia masih dibangun perlahan.

"Kami sampaikan bahwa karena kami masih early stage, bahwa bukan berarti kami tidak mengambil dari bahan-bahan lokal, tapi karena kami baru memulainya," ujar Dian.

Sebelumnya, Mendikdasmen Abdul Mu'ti juga pernah mengusulkan untuk pembangunan dapur sekolah. Konsep ini memberikan kewenangan pada masing-masing sekolah untuk mengelola MBG secara mandiri tanpa melalui SPPG.

Usulan yang sama juga muncul dari para peneliti, pemerhati, dan jaringan pendidikan beberapa waktu terakhir, menyusul tingginya angka keracunan MBG.

"MBG harusnya dikelola komunitas, dikelola sekolah, dikelola lingkungan terdekat," ujar peneliti Celios, Media Wahyudi Askar awal Oktober lalu. Menurut Askar, hal tersebut penting agar program MBG lekat dengan penerima manfaat.

BGN sendiri mengaku terbuka dengan usulan skema dapur sekolah.

"Kitchen school boleh saja. Kalau memang sekolahnya mampu, why not? Enggak masalah, kita mix nanti," ujar Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang di Jakarta, Kamis (23/10).

(asr)

Read Entire Article
Kasus | | | |