Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Sosial (Kemensos) menyatakan siap memberikan berbagai pelatihan untuk membekali para penyandang disabilitas guna meningkatkan kemampuan kerja. Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) secara khusus menyebut adalah penting untuk memberdayakan kaum difabel.
Untuk itu, Kemensos menjalin kolaborasi dengan sejumlah pihak sekaligus dalam upaya pelaksanaan program pemberdayaan sosial ekonomi, yakni dengan PT Krisna Nusantara Grup, PT Mitra Adiperkasa Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, Kelompok Masyarakat Pandansari dan The Kayon Jungle Resort.
Gus Ipul mengatakan, penguatan pemberdayaan tidak cukup hanya melalui menyediakan lapangan kerja, tetapi juga dengan penguatan kapasitas dan kemampuan kerja penyandang disabilitas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk itu kita berusaha untuk meningkatkan keterampilan para penyandang disabilitas, mulai penyediaan sekolah dan penyediaan pelatihan," kata Gus Ipul di Bali, Selasa (25/2).
Lebih jauh, Gus Ipul menyampaikan apresiasi terhadap aksi pemberdayaan kaum difabel yang dilakukan oleh pengusaha asal Bali, Gusti Ngurah Anom (Ajik). Sesuai undang-undang (UU) tentang penyandang disabilitas, Ajik mempekerjakan sebanyak lebih dari 1 persen kaum difabel.
Gus Ipul kemudian mendorong para pengusaha lain untuk mengikuti langkah Ajik yang memiliki perusahaan oleh-oleh di Bali itu. Pada Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016, tercantum bahwa perusahaan swasta wajib mempekerjakan paling sedikit 1 persen penyandang disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja.
"Jadi saya datang ke sini ingin belajar sekaligus mengajak pengusaha-pengusaha lain untuk meniru Pak Ajik ini yang telah dengan nyata memberikan kesempatan kepada semua pihak, siapapun yang memang ingin menjadi pekerja yang baik mulai dari pendidikan, pelatihan dan kemudian boleh magang sampai akhirnya menjadi pegawai di sini," kata Gus Ipul.
Merespons apresiasi tersebut, Ajik menyampaikan kebanggaan atas atensi Kemesos. Dia mengungkapkan telah menerapkan skema pemberdayaan masyarakat, khususnya kaum difabel, sejak awal memulai bisnis konveksi, sebelum menggulirkan bisnis oleh-oleh Krisna.
Kini seiring perkembangan usaha, porsi keuntungan perusahaan yang dialokasikan untuk aksi sosial menjadi 70 persen kepada masyarakat dan 30 persen untuk perusahaan.
"Tiap bulan kami lakukan kegiatan sosial," ujar Ajik.
Ajik menyatakan, porsi sosial yang besar membuat usahanya semakin maju. Saat ini, pihaknya sedang mempersiapkan tempat usaha seluas lebih dari 4 hektare di Gianyar yang ditujukan untuk mengangkat kearifan seni dan budaya lokal.
Pada kesempatan yang sama, Gus Ipul bersama Sekretaris Jenderal Kemensos Robben Rico didampingi Kepala Dinas Sosial P3A Provinsi Bali Luh Ayu Aryani juga berdialog dengan para penyandang disabilitas, kelompok perempuan rentan dan pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial lainnya yang sedang membuat piring rotan dan sandal hotel.
Gus Ipul pun memberikan semangat kepada mereka yang baru belajar membuat produk tersebut dalam tiga hari terakhir.
"Semangat ya, ini baru belajar. Nanti sehari bisa bikin 25 buah," pungkas Gus Ipul.
(rir/rea)