CNN Indonesia
Kamis, 06 Mar 2025 07:22 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Sidang parlemen Serbia mendadak ricuh usai anggota parlemen oposisi menyalakan suar dan melempar gas air mata dalam rapat sesi musim semi pada Selasa (4/3).
Insiden itu terjadi ketika para legislator dari koalisi yang berkuasa menyampaikan agenda sidang yakni mengusulkan untuk mengadopsi serangkaian undang-undang yang memberikan keringanan kepada mahasiswa dan pemuda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak oposisi menentang agenda tersebut karena undang-undang itu diusulkan di saat perdana menteri mengundurkan diri.
Setelah menyampaikan agenda sidang, koalisi yang berkuasa menyampaikan bahwa Perdana Menteri Serbia Miloš Vučević mundur dari jabatan. Pengumuman itu secara efektif menandai keruntuhan kabinet pemerintah Serbia saat ini.
Oposisi ogah merundingkan undang-undang karena sudah tak ada perdana menteri. Mereka pun menyalakan suar dan melempar granat asap untuk mengganggu jalannya persidangan.
Anggota parlemen oposisi juga ada yang meniup terompet vuvuzela plastik favorit penggemar sepak bola untuk mengganggu sidang.
Kabar mundurnya Vučević dari kursi PM sebetulnya sudah mencuat sejak 28 Januari usai demo berbulan-bulan mahasiswa. Namun, koalisi pemerintah baru mengonfirmasi hal itu sekarang.
Vučević sendiri mundur karena serangkaian protes panjang mahasiswa terhadap pemerintahannya, salah satunya terkait kecelakaan di stasiun kereta api Novi Sad. Pada November 2024, atap beton stasiun yang baru direnovasi roboh hingga menewaskan 15 orang.
Peristiwa ini memicu kemarahan publik karena dinilai bukti adanya korupsi dan bagaimana pemerintah tak becus melakukan pengawasan dengan benar.
Para pejabat pemerintah cuma memberikan sedikit rincian tentang dana proyek renovasi stasiun. Bahkan, ada pejabat yang memberikan informasi palsu seperti atap stasiun tak ikut direnovasi, demikian dikutip dari Independent.
Para mahasiswa lantas menuntut transparansi pemerintah mengenai apa yang menyebabkan keruntuhan terjadi. Mahasiswa juga mendesak siapa pun yang terbukti bertanggung jawab diadili.
(bac/blq)