Amarah Meledak Karena Sering Dibully, Santri di Aceh Bakar Pesantren

2 hours ago 8

CNN Indonesia

Kamis, 06 Nov 2025 13:39 WIB

Kebakaran di Pesantren Babul Maghfirah, Aceh, diduga akibat santri yang jadi korban bully. Pelaku marah dan membakar pesantren tempatnya menimba ilmu. Ilustrasi. Kebakaran di Pesantren Babul Maghfirah, Kabupaten Aceh Besar, Jumat (31/10) pekan lalu, diduga karena ulah seorang santri yang sering jadi sasaran bully atau perundungan. (Foto: istockphoto/da-kuk)

Aceh, CNN Indonesia --

Kebakaran di Pesantren Babul Maghfirah, Kabupaten Aceh Besar, Jumat (31/10) pekan lalu, diduga karena ulah seorang santri yang sering jadi sasaran bully atau perundungan.

Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Joko Heri Purwono mengatakan terduga pelaku adalah santri kelas 12.

Pelaku yang masih di bawah umur ini marah karena sering dibully, kemudian melampiaskan kemarahannya dengan membakar pesantren tempatnya menimba ilmu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aksi nekat pelaku terekam dalam CCTV milik pesantren. Terduga pelaku membakar kabel dan triplek di asrama putra lantai dua hingga api menjalar ke bangunan pesantren.

Api melalap asrama putra dan kantin di kompleks pesantren. Joko mengatakan setelah membakar pesantren pelaku melarikan diri ke rumah orang tuanya. 

"Motif dari tersangka melakukan pembakaran ini adalah karena sakit hati sama temannya, dia sering dibully, diejek oleh teman-teman santri," kata Joko kepada wartawan, Kamis (6/11).

Polisi memastikan kasus ini murni dipicu persoalan pribadi dan tidak terkait unsur lain.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku mengaku kerap disebut idiot dan tolol oleh teman-teman seangkatan.

Pelaku yang tak tahan mendapat perundungan kemudian melampiaskan dengan membakar pesantren. Meski tidak ada korban jiwa, tetapi pihak pesantren mengalami kerugian material akibat bangunan asrama terbakar.

"Ini murni karena faktor sakit hati. Perundungan bukan terjadi di hari itu saja, tapi sudah sering terjadi. Jadi mungkin semakin hari semakin besar," ujarnya.

Joko mengatakan pelaku yang jadi korban perundungan tak pernah melapor perlakuan teman-temannya ke pengelola pesantren. Ia menduga pelaku bungkam karena merasa takut. 

"Sepertinya tersangka ini mungkin takut. Perkiraan saya dia takut untuk melaporkan, tapi nanti kita perdalam lagi," katanya.

Sebelumnya, asrama putra Pondok Pesantren Babul Maghfirah pimpinan Teungku H Masrul Aidi (55) terbakar pada Jumat pekan lalu sekitar pukul 03.49 WIB. Pesantren ini berlokasi di Desa Lam Alue Cut, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar.

(dra/wis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Kasus | | | |