Jakarta, CNN Indonesia --
Putri Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Alissa Wahid, menyampaikan keprihatinannya terhadap Nahdlatul Ulama menjelang HUT organisasi tersebut ke-103 tahun yang akan jatuh pada 16 Januari 2026.
Alissa menyampaikan keprihatinannya itu dalam sambutannya saat Haul ke-16 mendiang sang ayah dan di tengah konflik internal yang menerpa Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) belakangan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan mengingat semua hal inilah, panitia Harlah ke-16 Gus Dur, eh Harlah, haul Gus Dur ke-16, kenapa Harlah? Karena mengingat lagi sebentar lagi Harlah NU, yang akan kita hadapi dengan penuh keprihatinan," ucap Alissa pada Sabtu (20/12) malam di Ciganjur, Jakarta Selatan.
Pada kesempatan itu, Alissa juga sempat menyinggung konflik internal di PBNU. Ia berharap agar para pimpinan PBNU segera tersadar.
"Semoga para pemimpin NU kembali tersadar, atas warisan mulia yang diembannya," kata Alissa.
Ia juga menyinggung persoalan pemberian konsesi tambang dari pemerintah kepada ormas yang disebut menjadi simpul konflik internal PBNU.
Alissa mengatakan ajaran Gus Dur selalu mengingatkan bahwa NU harus mengambil posisi sebagai penjaga bandul keseimbangan kekuasaan.
Ia menyebut Gus Dur selalu mengajarkan ke warga Nahdliyin untuk senantiasa memberikan segalanya bagi kemaslahatan bangsa.
"Dan sekarang kita lihat bahwa konsesi tambang menjadi simpul konflik besar pada kepemimpinan NU. Padahal Gus Dur menegaskan bahwa para yai dan nyai NU tidak memikirkan keadaan mereka sendiri tetapi selalu memikirkan keadaan bangsa," ucapnya.
PBNU tengah dilanda konflik internal. Semua bermula usai Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar merekomendasikan Gus Yahya mundur dari jabatan ketua umum.
Keputusan itu merupakan hasil rapat harian Syuriyah PBNU di Hotel Aston Jakarta, pada Kamis 20 November lalu. Dalam rapat tersebut, hadir 37 anggota dari 53 pengurus harian Syuriyah PBNU.
Syuriyah PBNU pun menggelar rapat pleno di Hotel Sultan Jakarta pada Selasa, (9/12) malam lalu. Rapat dipimpin Rais Syuriyah PBNU Muhammad Nuh atas mandat Rais Aam KH Miftachul Akhyar.
Pleno itu memutuskan Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketua Umum PBNU untuk sisa masa jabatan hingga Muktamar 2026.
"Penetapan Penjabat Ketua Umum PBNU masa bakti sisa, yaitu Bapak KH Zulfa Mustofa," kata Rais Syuriah Muhammad Nuh dalam konferensi pers usai rapat pleno di Hotel Sultan.
Namun, hingga kini Gus Yahya mengklaim masih menjabat sebagai Ketum PBNU.
Ia menolak keputusan rapat pleno syuriyah yang menetapkan Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketum PBNU.
(mnf/rds)

10 hours ago
9

















































