SPPG Polda Kalsel Hadirkan Inovasi dan Teknologi Canggih di Dapur MBG

5 hours ago 7

Jakarta, CNN Indonesia --

Suasana siang di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) milik Polda Kalimantan Selatan di Jalan Salak Timur, Kelurahan Guntung Paikat, Kota Banjarbaru, Jumat (31/10), tampak berbeda.

Sejumlah petugas sibuk mencuci ompreng bekas makan program Makan Bergizi Gratis (MBG), namun kali ini mereka dibantu teknologi modern, yakni mesin pencuci piring otomatis berkonveyor.

Mesin ini bekerja cepat dan higienis. Petugas hanya perlu mencelupkan ompreng ke air bercampur deterjen dan cairan sanitiser sebelum memasukkannya ke mesin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proses berlanjut dengan pembersihan menggunakan air panas bersuhu 67 derajat Celsius, lalu pengeringan melalui blower 87 derajat Celsius. Hasilnya, ompreng keluar bersih, steril, dan kering tanpa perlu dilap lagi.

Irwasda Polda Kalsel Kombes Pol Noviar selaku tim Monitoring dan Evaluasi Gugus Tugas MBG Polda Kalsel mengatakan mesin pencucian ompreng itu baru saja datang dan pertama kali digunakan pada Rabu (29/10).

"Kehadiran mesin itu sangatlah membantu kerja pencucian ompreng agar lebih efektif dan efisien," kata Noviat, dikutip dari ANTARA.

Sebelumnya pencucian hanya mengandalkan manual tenaga manusia yag dilakukan 14 orang dan memakan waktu hingga 11 jam untuk sekitar 3.000 ompreng plus tutupnya. Sedangkan menggunakan mesin hanya butuh waktu sekitar 1 jam untuk 2.700 ompreng.

Polda Kalsel menjadi yang pertama mengoperasikan mesin ini untuk SPPG yang dikelola Polri, bersama dua SPPG milik swasta di Bekasi dan Sukabumi.

Selain itu, aktivitas petugas di SPPG pun terhitung nonstop 1x24 jam. Dimulai tahap persiapan bahan makanan, proses memasak, pemorsian hingga distribusi makanan ke sekolah-sekolah sasaran.

Setelah anak-anak di sekolah selesai makan, ompreng yang kotor kembali dibawa ke SPPG untuk dibersihkan. Begitu seterusnya dari hari berganti hari di SPPG penuh inovatif ini.

Penerapan Food Security

Di samping itu, SPPG Polda Kalsel juga senantiasa memperhatikan kualiti kontrol sehingga makanan yang diberikan bisa betul-betul bergizi, fresh, dan higienis sesuai standar Badan Gizi Nasional (BGN).

Langkah awal dimulai dengan pembelian bahan baku diupayakan dari sumber yang terjamin kesegarannya. Bahan frozen, baik itu daging ayam maupun sapi termasuk telur, dihindari.

"Kulit telur ringkih dan mudah pecah biasanya dari ayam pertama kali menetas kita hindari, termasuk telur terlalu lama di gudang juga tidak segar," kata Noviar.

Untuk sayur dan buah dijaga betul kesegarannya dan diutamakan pisang dan jeruk karena tidak perlu dikupas kulitnya ketika sampai dibagikan ke penerima manfaat.

"Ketika dua jenis buah itu tidak ada, baru buah potong seperti semangka menjadi alternatif," tutur Noviar.

Selanjutnya dari bahan baku masuk ke proses penyortiran ada gudang basah dan kering. Sedangkan untuk bahan langsung pakai masuk ruang pencucian yang dibagi lagi di tempat pencucian nabati dan hewani.

Setelah itu menuju ruang perajangan untuk memotong sesuai ukuran yang diminta juru masak. Di tahap ini masih dipilah lagi dan bahan yang tidak baik dibuang.

Berikutnya masuk ke pemasakan di ruang dapur dan terakhir pemorsian sesuai jumlah dan standar porsi yang ditentukan untuk ditata dalam alat makan.

Noviar menyebut sumber air yang digunakan untuk keseluruhan proses memasak dari PDAM dan difilter kembali sehingga air dipastikan bersih dan steril.

Bahkan, sebelum didistribusikan, makanan diperiksa terlebih dahulu oleh tim Dokkes Polda Kalsel bersama ahli gizi untuk mengecek kandungannya termasuk pemenuhan gizinya melalui penerapan tata cara food security.

Ketika sampai di sekolah, guru diminta mengecek kembali jika ditemukan kondisi tidak normal, baik warna ataupun aroma, dari makanan maka tidak dibagikan ke anak-anak dan segera ditarik kembali oleh petugas SPPG.

Dengan seluruh tahapan yang ketat ini, diharapkan menu yang disajikan aman, sehat, bergizi, serta memenuhi selera anak-anak para penerima manfaat MBG.

(ory/ory)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Kasus | | | |