SBY Tak Suka Pemimpin Dunia yang Anggap Climate Change Hoaks

9 hours ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku tidak suka melihat pemimpin dunia yang menyepelekan isu perubahan iklim, apalagi hingga menganggap topik itu hoaks serta berita bohong belaka.

Ia menilai pemimpin dunia yang acuh terhadap isu lingkungan pada masa kini itu tidak bertanggung jawab sebab mereka memegang peran penting terhadap masa depan umat manusia.

"Sejujurnya, saya juga cemas kalau kita terlambat menyadari, terlambat berbuat," ungkap SBY dalam peluncuran video musik Save Our World di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Selasa (1/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak suka kalau ada pemimpin dunia yang tidak peduli dan menganggap isu lingkungan atau climate change itu hoaks atau fake news yang tidak ada gunanya. Saya kira yang seperti itu tidak bertanggung jawab," lanjutnya.

SBY kemudian menegaskan bahwa persoalan iklim dan ancaman di baliknya memang nyata. Ia tidak bermaksud menakut-nakuti karena situasi tersebut terbukti lewat banyak riset dan temuan.

Ia menyerukan semua pemimpin, termasuk semua tingkatan di Indonesia, berkomitmen mendorong kerja sama demi keselamatan Bumi.

SBY juga kembali menegaskan pemimpin dunia dapat bertanggung jawab dengan mewujudkan perjanjian negara terkait penanganan iklim, seperti yang tertuang dalam Paris Agreement.

"Ini bukan menakut-nakuti, tetapi nyata. Semua pemimpin, termasuk di Indonesia, apa pun stratanya memiliki tanggung jawab dan kewajiban moral untuk menyampaikan kepada semua untuk bekerja sama menyelamatkan Bumi," ungkapnya.

"Semua perjanjian negara harus diwujudkan. Hanya dengan cara itu Insyaallah masa depan terjaga bumi selamat," sambung SBY.

Seruan ini diungkapkan SBY ketika merilis video musik lagu Save Our World ciptaannya. Lagu itu ditulis ketika SBY masih menjabat sebagai kepala negara Indonesia, tepatnya saat memimpin dan hadir dalam Konferensi Internasional tentang Perubahan Iklim dan Penyelamatan Hutan di Oslo, Norwegia, pada 2010.

SBY mengatakan lagu itu diciptakan sebagai bentuk ekspresi hati dan pikiran, serta mimpinya terhadap dunia yang lebih peduli dengan keselamatan umat manusia di Bumi.

Ia meyakini Bumi, satu-satunya tempat tinggal umat manusia, perlu mendapat kepedulian lebih seiring berbagai masalah iklim dan lingkungan. Lewat lagu ini pula, SBY percaya bahwa Bumi masih dapat diselamatkan jika seluruh dunia bekerja sama mengatasi setiap persoalan iklim.

Save Our World dirilis dengan menggandeng 35 musisi Indonesia lintas generasi, seperti mendiang Titiek Puspa, Vina Panduwinata, Ariyo Wahab, Saykoji, hingga Novia Bachmid. SBY juga mengajak Tohpati untuk mengaransemen ulang lagu tersebut.

Sementara itu, SBY dikenal sebagai sosok yang hobi menggeluti kesenian, seperti melukis, menulis puisi, dan bermusik. SBY pernah menjadi anggota band bernama Gaya Teruna di masa mudanya.

Di tengah masa jabatan sebagai Presiden ke-6 RI, SBY bahkan tetap produktif dalam bermusik. Ia tercatat pernah mengeluarkan tiga album penuh.

Album perdananya yang bertajuk Rinduku Padamu rilis pada 2007, diikuti album Evolusi pada 2009 yang merupakan hasil kolaborasi dengan mendiang Yockie Suryoprayogo, dan album Ku Yakin Sampai Di Sana setahun kemudian.

(frl/fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Kasus | | | |