RS Kemenkes Riau Resmi Dibangun, Hadirkan Layanan Premium dan Teknologi Canggih

20 hours ago 10

Pekanbaru, 13 Juni 2025

Pemerintah resmi memulai pembangunan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kementerian Kesehatan di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Jumat (13/6). Peletakan batu pertama (groundbreaking) dilakukan langsung oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menandai komitmen serius pemerintah untuk membangun layanan kesehatan berkualitas tinggi di wilayah Sumatera.

Menkes Budi menegaskan keberadaan rumah sakit ini adalah bagian dari strategi nasional untuk mengurangi angka warga Indonesia yang berobat ke luar negeri.

“Setiap tahun, sekitar dua juta orang Indonesia pergi berobat ke luar negeri, dan uang yang dibelanjakan mencapai 176 triliun rupiah. Kalau kita bisa tarik 10 persen saja, itu artinya 17 triliun rupiah masuk ke Indonesia,” kata Menkes Budi.

Budi menekankan bahwa rumah sakit ini harus mampu bersaing secara layanan dan fasilitas.

RS tersebut nantinya akan dilengkapi dengan teknologi mutakhir seperti PET scan, flow cytometry, LINAC, dan brachytherapy.

Rumah sakit ini dibangun di atas lahan seluas 10 hektare di Jalan Naga Sakti, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Bina Widya, Kota Pekanbaru. Proyek ini ditargetkan selesai pada 2026 dengan total luas bangunan mencapai 47.932 meter persegi.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Lajutan Kemenkes dr. Andi Saguni dalam laporannya menyampaikan rumah sakit ini akan memiliki 351 tempat tidur, 8 ruang operasi, 2 cath lab, 54 tempat tidur perawatan intensif, serta 41 poliklinik.

“Kita hadirkan layanan unggulan seperti bedah jantung terbuka, robotik surgery, kemoterapi, hingga transplantasi,” ujarnya.

Pelaksana Harian Sekda Provinsi Riau, Job Kurniawan, menyambut baik kehadiran rumah sakit ini. Ia berharap proyek ini dapat menjadi solusi permanen bagi masyarakat Riau yang selama ini harus menyeberang ke Malaysia atau Singapura untuk mendapatkan pengobatan.

“Kami yakin rumah sakit ini akan menjadi rujukan utama masyarakat Sumatera dan mendorong medical tourism di Riau,” katanya.

Menkes Budi menambahkan pentingnya kualitas SDM dan tata kelola layanan. Menurutnya, manajemen rumah sakit harus meniru pelayanan rumah sakit di Malaysia. Jangan sampai pasien ditanya terlebih dahulu soal BPJS Kesehatan atau Mandiri sebelum dilayani.
“Layani dulu, baru setelahnya ditanya kemampuan bayarnya,” ucap Menkes Budi.

Lebih jauh, Budi menyatakan rumah sakit ini memiliki tiga misi utama, yakni memberikan pelayanan terbaik, menjadi pusat pendidikan dan riset, serta mengampu dan membina rumah sakit-rumah sakit daerah di wilayah Sumatera Tengah.

“Kalau ada stroke di Meranti, jangan sampai terlambat. RSUD Meranti harus mampu tangani. Rumah sakit ini tugasnya bantu mereka,” ucapnya.

Ia juga menekankan efisiensi anggaran dan pemanfaatan teknologi dalam belanja alat dan obat-obatan. Dari sisi pendidikan, RSUP Riau ini akan menjadi pusat pelatihan regional.

Dokter-dokter dari Jambi, Natuna, Bangka Belitung datang ke sini untuk belajar bedah jantung terbuka. Menkes Budi ingin menciptakan inovasi dari dalam negeri, tidak selalu harus ke luar negeri.

Menkes Budi juga mengajak semua pihak untuk tidak sekadar membangun rumah sakit fisik, tetapi juga membangun budaya melayani.

“Yang paling penting adalah hati melayani. Kita perbaiki komunikasi dokter dan pasien, perkuat sistem manajemen, dan dorong rumah sakit kita jadi yang terbaik di Asia,” ujarnya.

Tolok ukur keberhasilan rumah sakit, tambah Menkes Budi, adalah ketika orang Malaysia pun mau berobat ke Pekanbaru.

“Kalau orang Malaysia berobat ke sini, berarti kita berhasil,” ungkapnya.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email [email protected]. (D2/SK)

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik

Aji Muhawarman, ST, MKM

Read Entire Article
Kasus | | | |