Jakarta, CNN Indonesia --
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan (Jaksel) akan membantu fasilitasi pemindahan pedagang Lokasi Sementara (Loksem) dari Pasar Barito, Jalan Barito I, Kebayoran Baru ke sejumlah pasar di bawah naungan Perumda Pasar Jaya.
Pengosongan itu ditargetkan dilaksanakan pada Minggu (3/8) besok, di mana sebelumnya Pemkot telah melakukan sosialisasi rencana relokasi itu demi proyek Taman ASEAN. Diketahui, Pemprov DKI akan mengoneksikan tiga taman--Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Leuser--jadi Taman ASEAN. Pasar Barito yang selama ini dikenal sebagai pasar hewan peliharaan dan kuliner itu menempel ke Taman Langsat atau di seberang Taman Ayodya.
Merespons rencana tersebut, Pedagang Kaki Lima Loksem dan Lokbin (PPKL) Jakarta, Tri Harijanto menyampaikan relokasi Pasar Barito pada dasarnya bisa diterima para pedagang asal dilakukan secara manusiawi, bertahap, dan dengan fasilitas yang memadai. Dia pun menyoroti informasi bahwa rencana tempat relokasi yakni di Lenteng Agung, belum memadai untuk para pedagang berjualan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dia menyatakan para pedagang tak menolak pindah, tapi meminta waktu tambahan lantaran lokasi pengganti belum siap dan sosialisasi dianggap mendadak. Di sisi lain, Pemerintah Kota Jakarta Selatan tetap menetapkan batas waktu pengosongan lapak pada Minggu, 3 Agustus 2025.
"Pada dasarnya, sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 10 Tahun 2015, pejabat kaki lima loksem itu mereka berada di tanah-tanah lokasinya pemda. Apabila pemerintah membutuhkan, mereka akan bersedia untuk pindah. Tapi tolong ditempatkan yang sesuai dengan peruntukannya," ujar Harijanto saat ditemui CNNIndonesia.com di Pasar Barito, Jakarta Selatan, Kamis (31/7).
Selain itu, menurut pihaknya, rencana relokasi ini disosialisasikan mendadak kepada pedagang pada awal Juli. Namun pemerintah langsung menetapkan batas waktu pengosongan lapak hanya sebulan kemudian alias hari Minggu besok.
"Disayangkan rencana ini muncul tiba-tiba. Bulan awal Juli baru disosialisasikan kepada pedagang. Dan diperintahkan tanggal 3 Agustus harus pindah. Lokasi baru beberapa hari kemarin ditentukan ada di Lenteng Agung. Itu pun masih tanah kosong, dan itu kan memerlukan bangunan," katanya.
Berdasarkan sosialiasi yang diterima pihaknya, Harijanto menjelaskan sebagian pedagang rencananya akan lebih dulu ditempatkan di Pasar Mampang, sebelum nantinya dipindahkan ke Lenteng Agung yang akan dibangun selama sekitar 3-6 bulan.
Namun rencana itu dinilai tak efisien. Pasalnya, kata Harijanto, para pedagang di Pasar Barito itu umumnya berjualan hewan peliharaan seperti burung hingga hamster. Sebab yang dijual berupa hewan hidup yang memerlukan pengamanan dan kondisi khusus.
"Kalau dia dipindahkan ke penampungan, terus nanti pindah lagi ke sana, itu kan nggak efisien. Karena barang-barangnya itu, maksudnya burung dan lain-lainnya kan memerlukan pengamanan," ucapnya.
Salah satu kios atau lapak di Pasar Barito yang kosong, Kamis (30/7). (CNN Indonesia/Kayla Nathaniel)
Pesan untuk gubernur
Harijanto menyebut ada 97 pedagang resmi yang terdaftar di Pasar Barito, tersebar di tiga titik yaitu JS 25, JS 26, dan JS 30. Mereka tergabung dalam kelompok pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) resmi di bawah koordinasi Pemprov DKI.
Harijanto berharap Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, lebih memperhatikan nasib rakyat kecil yang terdampak langsung.
"Saya sebagai ketua PPKL, mengharapkan tolong peduli sama orang kecil. Khususnya kepada Mas Pram. Supaya mohon tolong peduli, sehingga program-program pemerintah yang akan dia luncurkan, Insya Allah akan dilakukan dengan baik. Karena kasihan (para pedagang). Betul-betul kasihan," ucapnya.
"Kalau hanya dibongkar mau untuk taman, itu untuk menyenangkan mata. Tapi perut dari para pedagang ini yang harus diperlukan. Ini pedagang kita ada 97 pedagang. Satu pedagang, satu kios. Itu katakanlah suami, istri, anak dua, pembantu satu. Udah lima. Lima kali 97, coba berapa ratus orangnya," kata dia.
Para pedagang, katanya, secara prinsip tak menolak direlokasi, namun tenggat waktu pengosongan 3 Agustus itu masih dinilai tak realitis. Apalagi, sambungnya, bila pengosongan lokasi dikejar demi peletakan batu pertama proyek Taman ASEAN pada 8 Agustus mendatang.
"Pada dasarnya ya, mereka setuju lah. Tapi dipaksakan, itu masih memerlukan waktu untuk pembangunan. Harapan kita sesuai dengan peraturannya Pak Pram. Waktu kampanye, dia akan perhatikan keluhan masyarakat dan memadukan UMKM. Dia punya semboyan 'Kagak Ribet, deh!' Tapi kenapa sekarang kok rakyatnya dibikin ribet?" tuturnya.
DPRD DKI
Ia juga menambahkan bahwa para pedagang sudah mengadukan hal ini ke DPRD DKI, baik ke Komisi B maupun Komisi D.
"Sudah ditanggapi, kita terima kasih. Cuma sayangnya, mereka menurut pengakuannya tidak bisa berbuat banyak karena wali kota menekankan hari Minggu tanggal 3 [Agustus] harus keluar," katanya.
Harijanto mengaku khawatir dengan potensi ledakan emosi dari pedagang apabila pemindahan tetap dipaksakan. Hingga kini, para pedagang masih mencoba menghormati hal tersebut, namun suasana di lapangan sudah mulai memanas.
"Kekhawatiran saya nanti emosi dari pedagang. Sekarang mereka masih menghargai kami, maupun dari pihak lain. Nanti pas hari H-nya, kalau dari pihak wali kota Jakarta Selatan tetap memaksakan, kekhawatiran saya itu sangat tidak kita inginkan," kata dia.
Harijanto menyayangkan sikap dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPUKM) DKI Jakarta maupun di bawahnya yang justru dinilai ikut menekan pedagang alih-alih memberikan perlindungan dan pendampingan.
"Yang menjadi tanda tanya kita, saya kurang sepakat bahwa Sudin UKM maupun Dinas UKM, mereka itu adalah mengayomi pedagang. Mereka tugasnya itu. Bukannya ikut menekan," imbuhnya.
Sementara itu, mengutip dari Antara, Pemkot Jaksel menyatakan siap memfasilitasi pemindahan pedagang di Pasar Barito itu ke sejumlah pasar di bawah naungan Perumda Pasar Jaya.
"Kami akan bantu semuanya, seperti kendaraan angkut dan lainnya," kata Wali Kota Jakarta Selatan Muhammad Anwar, Jumat (1/8).
Camat Kebayoran Baru, Achmad Basyaruddin mengatakan, pihaknya turut membantu pemindahan barang pedagang sesuai permintaan mereka.
Pihaknya akan melibatkan unsur dari kelurahan, kecamatan, Satpol PP Jakarta Selatan dan Dinas PPKUKM DKI dalam pemindahan menggunakan kendaraan Satpol PP.
"InsyaAllah besok tanggal 3 kami akan bantu fasilitasi pemindahan barang-barang pedagang sesuai permintaan mereka," katanya.
Menurut dia, sejak beberapa hari lalu sudah banyak pedagang yang pindah secara mandiri ke pasar tujuan masing-masing.
"Jika Loksem Barito sudah benar-benar kosong, nantinya sepenuhnya akan menjadi kewenangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Provinsi DKI. "Bangunannya nanti menjadi kewenangan UMKM," katanya.
Pasar Barito sebelumnya direnovasi dan beroperasi kembali pada 13 Oktober 2023. Tercatat sebanyak 137 kios di Pasar Barito yang terdiri dari 85 kios hewan, 18 kios buah dan 34 kios kuliner.
Pemprov DKI Jakarta akan menggabungkan tiga taman yakni Taman Leuser, Taman Ayodhya dan Taman Langsat di Jakarta Selatan menjadi Taman Utama ASEAN yang ditargetkan bisa diresmikan pada Desember 2025.
(kay/kid)