Kasus Bullying SMP 19 Tangsel, Rumah Terduga Pelaku Didatangi

3 hours ago 8

Jakarta, CNN Indonesia --

Polisi bakal menjadwalkan pemeriksaan terhadap orang tua siswa SMPN 19 Tangerang Selatan (Tangsel) berinisial MH (13) untuk mengusut dugaan bullying atau perundungan yang dialami korban.

MH, korban perundungan tersebut meninggal dunia di Rumah Sakit Fatmawati pada Minggu (16/11) usai sempat dirawat.

Kapolres Tangsel AKBP Victor Inkiriwang mengatakan pemeriksaan akan dilakukan dalam waktu dekat. Kendati demikian, ia belum membeberkan secara pasti kapan permintaan keterangan akan dilakukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemarin saat kami melayat, bercakap-cakap dengan pihak keluarga, dalam waktu dekat pihak keluarga akan kita layani untuk kita mintai informasi," kata Victor di Polda Metro Jaya, Senin (17/11).

Victor menyebut pihaknya sudah beberapa kali menemui pihak keluarga saat korban masih menjalani perawatan. Namun, saat itu keluarga masih fokus pada perawatan korban.

"Sebelumnya dari penyidik sudah beberapa kali bertemu, namun kita masih berempati waktu itu saat almarhum masih hidup. Itu masih fokus orang tuanya untuk memberikan pengobatan," ujarnya.

Lebih lanjut, Victor menyampaikan pihaknya masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap dugaan bullying yang dialami korban.

"Sampai saat ini kita masih menyelidiki kasus ini, sudah berkoordinasi dengan para ahli terkait, baik dari UPTD PPA, kemarin juga KPAI sudah turun untuk melaksanakan asistensi," ucap dia.

Walkot buka suara

Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie buka suara soal kasus bullying berujung siswa tewas di SMPN 19. Benyamin mengatakan pihaknya menyerahkan kasus tersebut kepada kepolisian. Ia menyebut polisi tengah menyelidiki kasus tersebut.

"Polres Tangsel sedang melakukan penyelidikan atas kasus tersebut. Kita tunggu saja hasilnya," kata Benyamin saat dihubungi, Senin (17/11).

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Terpadu Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Tangsel, Tri Purwanto mengklaim sudah melakukan pendampingan psikologi terhadap keluarga korban dan sudah melakukan komunikasi dengan penasehat hukum korban. 

Ia juga mengklaim sudah mendorong Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Tangsel untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada Tim Penanganan Pencegahan Kekerasan (TPPK) yang ada di setiap satuan pendidikan. 

Datangi rumah terduga pelaku bullying

Dinas perlindungan anak Tangsel mendatangi rumah anak terduga pelaku kasus perundungan atau bullying di SMPN 19. Lokasinya disebutkan masih di sekitar Ciater, Kecamatan Serpong.

"Jadi dari dinas sudah mengirimkan tim ke rumah terduga pelaku," kata Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Tangsel, Tri Purwanto.

Namun ia menyatakan tidak ikut dengan tim ke rumah anak berhadapan hukum. Tri pastikan bahwa proses hukum tetap berjalan ditangkap Unit PPA Satreskrim Polres Tangsel sesuai sistem peradilan anak.

"Nanti proses hukum pasti Polres akan berkolaborasi dengan Bapas, Peksos ABH ini," terangnya.

Terpisah di rumah duka, sejumlah pejabat daerah dan kementerian masih berdatangan ke rumah duka di Kampung Maruga RT 011 RW 09, Ciater, Kecamatan Serpong. Di antaranya Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel, Dedi

"Saya enggak bisa komentar dulu," singkatnya.

Dedi mengaku datang hanya untuk takziyah menemui orang tua korban. Ia bungkam soal status anak berhadapan hukum masih sekolah atau dikeluarkan.

"Itu pimpinan aja yang ngomong," ucapnya singkat.

Sebelumnya, MH, siswa kelas Tujuh SMPN 19 Ciater Serpong, warga kampung Maruga RT 11/09, Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, Banten diduga menjadi korban perundungan oleh teman kelasnya.

Peristiwa itu terjadi di SMPN 19 pada 20 Oktober 2025 di ruang sekolah saat hendak jam istirahat. Saat itu, korban diduga dipukul menggunakan bangku besi pada bagian kepala.

Setelah kejadian itu, pada Selasa (21/10) korban mulai mengeluhkan rasa sakit yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut. Saat pihak keluarga melakukan pendalaman, ternyata korban mengaku sudah sering menerima bullying mulai dari dipukul hingga ditendang.

Kakak korban, Rizki, menyebut adiknya sempat dirawat di salah satu rumah sakit swasta yang ada di Kota Tangsel. Karena kondisinya semakin parah, kini adiknya telah dirujuk ke Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan.

Namun, setelah sepekan dirawat di Rumah Sakit Fatmawati, korban akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

"Pada pukul enam pagi keluarga yang ada di rumah mendapat kabar dari paman korban yang di rumah sakit," ujar kuasa hukum keluarga, Alvian Adji Nugroho saat di hubungi lewat telpon pada Minggu (16/11).

(dis/yoa/arl)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Kasus | | | |