Jakarta, CNN Indonesia --
Pencarian puluhan korban kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali terus berlanjut di hari keempat, Minggu (6/7).
Tim SAR gabungan hari ini menemukan satu orang penumpang dalam kondisi meninggal dunia di wilayah selatan Selat Bali.
Dengan ditemukannya satu orang korban meninggal pada hari keempat pencarian ini, jumlah korban meninggal bertambah menjadi tujuh orang. Selain itu, 30 orang ditemukan selamat dan 28 orang masih dalam pencarian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini Tim SAR gabungan bersiap melakukan penyelaman ke bangkai kapal. Namun, operasi penyelaman masih menunggu proses finalisasi data hidrografi yang sedang diolah oleh tim dari KRI Fanildo dan pakar hidrografi.
"Kita sudah mendapat arahan dan mengevaluasi dari datum yang kemarin dengan menunggu hasil data dari kapal KRI Fanildo dan tim expert dari hidrografi untuk menjadi lebih jelas lagi," kata Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno, di Banyuwangi Minggu (6/7).
Menurut Ribut, KRI Fanildo kembali akan menuju lokasi untuk menurunkan ROV (remotely operated vehicle) sekaligus mengumpulkan data visual bawah laut. Secara paralel, para penyelam profesional juga tengah menyiapkan perlengkapan serta kondisi mental sebelum terjun ke dalam laut.
"Para penyelam sedang menyiapkan alat-peralatan dan kondisi mental mereka," katanya.
Saat ini, total penyelam yang siap diturunkan berjumlah 37 orang. Dari total 22 penyelam awal, beberapa di antaranya tidak dapat diterjunkan karena alasan medis dan akan beralih menjadi tenaga pendukung. Sebagai penguatan, TNI AL menambah 15 penyelam lagi.
"Untuk jumlah penyelam dari yang 22 sudah di medical check up ada beberapa yang tidak bisa kita turunkan sebagai penyelam. Mungkin akan menjadi tenaga pendukung. Kemudian dari TNI AL ada tambahan 15 orang. Jadi 22 tambah 15 [penyelam]," ucapnya..
Selain itu, pihak Basarnas juga menyiapkan sebuah kapal tender yang serupa dengan KMP Tunu untuk mendukung operasi penyelaman. Jika seluruh persiapan rampung dan kondisi mendukung, penyelaman bisa segera dilakukan hari ini.
"Kita akan lakukan dengan memperhatikan faktor safety lingkungan dan tidak mengganggu transportasi yang ada," tegas Ribut.
Hingga hari keempat, belum ada lagi tambahan korban yang ditemukan. Ribut menyatakan hal itu memunculkan dugaan adanya korban yang terjebak di dalam badan kapal. Namun dugaan itu perlu dibuktikan melalui observasi bawah laut.
"Peluang [korban terjebak di badan kapal] itu bisa saja terjadi. Saya menyampaikan mungkin patut diduga. Saya belum bisa memastikan," kata dia."Itu bisa pasti manakala observasi bawah air dengan ROV sudah kita dapatkan. Kemudian kita menurunkan penyelam, mengobservasi secara fisik langsung di palka-palka dan di benda barang yang ada di situ. Karena penyelam harus turun mengecek palka-palka dan ruangan-ruangan di dalam kapal tersebut," tambahnya.
Meski demikian, operasi penyelaman masih menunggu pengolahan data mentah yang dikumpulkan tim hidrografi. Data sementara menunjukkan kemiripan antara lokasi bangkai kapal dengan lokasi kecelakaan, yang disebutnya mengalami pergeseran sekitar 800 meter dari titik awal.
"Secara data mentah gambar yang lokasi ada di sampai saya sampaikan kemarin bergeser dari lokasi kecelakaan kapal ke lokasi terbaru itu kurang lebih 800 meter dan hasil penggambaran data mentah dari tim hidrografi hampir serupa," ucapnya.
Seperti diketahui KMP Tunu Pratama Jaya dikabarkan tenggelam dalam perjalanan dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali Rabu (2/7) malam.
Petugas jaga Syahbandar melihat kapal tenggelam sekitar Pukul 23.35 WIB. Posisi terakhir kapal terlihat di perairan Selat Bali pada koordinat _8° 9'32.35"S 114°25'6.38_.
Hingga hari keempat pencarian, Minggu (6/7) pagi, dari total 65 penumpang dan awak kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang tercatat dalam manifest, sebanyak 37 orang di antaranya sudah ditemukan.
Dari 37 korban yang ditemukan, 7 orang di antaranya dalam kondisi meninggal dunia, kemudian 30 orang selamat. Sedangkan 28 orang lainnya masih dalam pencarian.
(frd/gil)