Hadrat, Tradisi Turun Temurun Ramaikan Iduladha Negeri Sepa

11 hours ago 8

Maluku Tengah, CNN Indonesia --

Warga Negeri Sepa, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku menggelar tradisi turun temurun Hadrat, Jumat (6/6) diramaikan dengan setelan jas dan kopiah hitam di sepanjang jalan Negeri Sepa.

Dalam tradisi tahunan yang selalu dinantikan setiap 10 Zulhijah ini, mereka keliling kampung sambil mengantarkan hewan kurban.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka sempat berkumpul di Masjid Al-falah Negeri Sepa, masjid tertua di Maluku pukul 14:00 WIT, kemudian mengarahkan hewan kurban Keliling kampung.

Sepanjang jalan, mereka menggoyang lenso ke udara sembari berzikir dan bernyanyi lagu-lagu perjuangan Nabi Muhammad SAW untuk mengenang tragedi perang Karbala.

Pertempuran yang dikenal sebagai hari Asyura itu sempat pecah antara pendukung Husain cucu Nabi Muhammad dan pasukan Yazid Bin Muawiyah dari kekhalifahan Umayyah.

Kala itu, Husain sempat menolak berbaiat Yazid yang dianggap sebagai pemimpin yang merusak prinsip-prinsip Islam.

[Gambas:Video CNN]

Saat itu, pasukan Husain terdiri dari 128 orang termasuk kerabat dekat Nabi Muhammad beberapa wanita dan anak-anak. Sementara pasukan Yazid berjumlah 4 ribu hingga 30 ribu orang.

Bagi umat Islam, mereka yang gugur dalam pertempuran dianggap sebagai martir dan Husain mendapatkan gelar Sayyid Al-Syuhada.

Pembawa lagu perjuangan nabi Syaid Ahmad Bin Syeh Abu Bakar mengatakan tradisi Hadrat di Sepa sedikit berbeda dengan daerah lainnya.

Di kampung-kampung Maluku, kebanyakan menggunakan laguan berjanji. Namun, di Negeri Sepa memiliki cerita unik terkait tragedi Karbala.

Atas dasar peristiwa tersebut, warga Negeri Sepa setiap 10 Zulhijah menggelar tradisi antar hewan kurban di puncak Iduladha sambil bernyanyi lagu-lagu perjuangan nabi dan melantunkan zikir yang mengandung makna.

Salah satu peserta Hadrat, Adam Sopalatu, mengatakan mereka telah menanti tradisi turun temurun tersebut. Ia bilang warga bakal rugi apabila tidak ikut tradisi Hadrat antar hewan kurban yang digelar setahun sekali.

Agar bisa mengikuti seluruh rangkaian acara hadrat hingga tuntas, setiap peserta wajib menjaga kesehatan karena membutuhkan tenaga yang cukup sehingga bisa mengelilingi lorong kampung sambil bergoyang dan bernyanyi lagu-lagu perjuangan nabi.

Selain itu, mereka juga mulai mempersiapkan perlengkapan Hadrat, seperti, jas hitam, kopiah hitam hingga kaca mata hitam.

"Kalau Hadrat musti pakai jas hitam, kopiah hitam, pokoknya serba hitam, karena tradisi ini sudah ada dari orang tua-tua dulu,"ucapnya.

Ia berharap tradisi Hadrat Negeri Sepa yang dipertahankan yang memupuk tali silaturahmi antar-warga agar hidup rukun dan saling mengasihi bisa menjadi agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah.

(sai/chri)

Read Entire Article
Kasus | | | |