Gubernur Rudy Mas'ud: Kaltim Posisi Kedua Indeks Ketahanan Pangan

5 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah kepala daerah hadir dalam dialog inspiratif Leadership Forum: Pilar Nusantara, Penopang Asta Cita di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (14/10).

Para kepala daerah itu berkumpul dan berdialog membahas beberapa hal mulai dari ketahanan pangan hingga SDM unggul guna membangun daerah mereka masing-masing.

Salah satunya Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas'ud yang membeberkan torehan provinsi itu sebagai peringkat dua indeks ketahanan pangan secara nasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Indeks ketahanan pangan hari ini Kalimantan Timur sangat membanggakan. Hari ini posisinya menjadi nomor urut dua secara nasional untuk indeks ketahanan pangannya. Artinya indeks ketahanan pangan di Kalimantan Timur sangat memadai," ujar Rudy di hadapan hadirin Leadership Forum tersebut.

Dalam kesempatan itu, Rudy mengatakan kondisi produksi pangan di Kaltim yang masih bergantung pada beberapa jenis komoditas. Namun, sambungnya, permasalahan tersebut justru diolah menjadi peluang berharga.

"Tapi hari ini bahwa menurut kami, problem is opportunity. Di balik kesusahan itu tentu ada kemudahan. Ini menjadikan challenging buat kami semuanya," kata dia yang menyinggung Kaltim sebagai lumbung energi nasional sejak berpuluh tahun lalu.

Dari perspektif Rudy, visi jangka panjang Kalimantan Timur tidak hanya sebatas penyedia energi, tetapi juga ingin berkontribusi pada ketahanan pangan dan pembangunan nasional.

"Bahwa suatu saat nanti Kalimantan Timur tidak hanya menjadi memberikan energi untuk nusantara tetapi juga pangan dan visi untuk nusantara," katanya.

Rudy juga menyinggung soal pemotongan dana transfer ke daerah (TKD) dari pemerintah pusat  yang mencapai 73 persen di wilayahnya. Menurutnya kondisi itu menjadi tantangan bagi pemerintah daerah. Tapi, dia bilang, pengurangan anggaran bukan alasan untuk pesimis, melainkan momentum untuk beradaptasi dan berinovasi.

"Pemotongan TKD kita 73 persen, tetapi pemotongan ini membawa problem is opportunity. Suatu tantangan menjadi kesempatan untuk kita bisa bekerja lebih baik lagi, lebih inovatif lagi dan bisa berinovasi bagaimana kita bisa mengatasi tekanan fiskal," ujar Rudy usai sesi dialog.

Ia menegaskan Kalimantan Timur merupakan lumbung energi nasional yang setidaknya menyumbang sekitar 52 hingga 60 persen produksi batu bara nasional. Oleh karena itu, Rudy menilai penting bagi daerahnya untuk mulai bertransformasi dari ekonomi berbasis sumber daya alam menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan.

"Kalimantan Timur merupakan lumbung energi nasional. 52 persen, bahkan sampai 60 persen produksi batubara nasional itu ada di Kalimantan Timur. Kalimantan Timur termasuk kabupaten kota yang ada di dalamnya masih menggantungkan dari sumber daya alam. Inilah kami harus segera beradaptasi untuk bagaimana bisa bertransformasi tidak lagi mengandalkan sumber daya alam, tetapi bagaimana bisa mengandalkan sumber daya manusianya dengan menggunakan ekonomi hijau dan ekonomi birunya untuk menghadapi tekanan fiskal dari sumber daya alam kita ini," jelasnya.

Meski menghadapi tekanan anggaran, Rudy optimistis Kaltim tetap bisa bertahan dan menyejahterakan masyarakatnya.

"Intinya ini kita harus jalanin semuanya, dengan situasi kondisi apapun juga kita harus berinovasi, kita tetap akan survive untuk bagaimana bisa menyejahterakan seluruh masyarakat kami yang ada di Kalimantan Timur, termasuk kabupaten kota yang ada di Kalimantan Timur," katanya.

(nat/kid)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Kasus | | | |