Cerita Warga Aceh Bertahan 5 Hari Dikepung Banjir Tanpa Bantuan

Aceh, CNN Indonesia --

Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh salah satu daerah yang paling parah terkena dampak banjir dan longsor yang terjadi sejak sepekan lalu. Semua aktivitas lumpuh. Akses jalan, listrik hingga telekomunikasi terputus di 12 kecamatan.

Seorang warga Kampung Dalam, Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang Wahyu Pratama mengatakan banjir parah terjadi mulai Rabu (26/11) menjelang Maghrib. Saat itu semua warga dievakuasi ke rumah-rumah yang lebih tinggi.

Ternyata banjir kali ini lebih parah. Hanya dalam waktu 1,5 jam, air banjir sudah setinggi tiang listrik. Tidak ada waktu untuk menyelamatkan harta benda.

"Air sudah setinggi kabel listrik semua rumah hancur, kami (50 orang saat itu) di atas bertahan hidup melawan arus," kata Wahyu Pratama usai menerima bantuan logistik yang diantar langsung Muzakir Manaf, Rabu (3/12) malam.

Selama berada di atas gedung itu, Wahyu dan puluhan warga lainnya juga bertahan hidup selama 5 hari tanpa adanya bantuan logistik yang datang. Mereka berenang dengan cara mengikat diri di tiang gedung agar tidak hanyut untuk mencari bahan makanan yang terbawa air.

"Kami berenang mencari apa yang ada, kelapa, pisang atau makanan yang hanyut kami ambil. Dapat beras dikit kami masak gitu saja dengan api, lalu kami makan 1 orang 1 sendok terutama untuk anak-anak," ujarnya.

Hari ke enam kata Wahyu air sudah mulai surut dan bantuan mulai datang meskipun ala kadarnya karena akses menuju ke Karang Baru masih putus.

"Kami terjebak di atas itu (bangunan tinggi) selama 5 hari, malam ke enam baru mulai surut," katanya.

Wahyu mengatakan bencana kali ini ibarat seperti tsunami yang meluluhlantakkan daerahnya. Bahkan yang tersisa hanya tinggal 20 persen selainnya rusak dan hanyut terbawa arus banjir

"Ini tsunami, cuma bedanya air sungai. Baru kali ini kami merasakan bencana sebesar ini," ucapnya.

(dal/dra/dal)

[Gambas:Video CNN]