CNN Indonesia
Selasa, 25 Feb 2025 10:59 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Kodam VI/Mulawarwan buka suara soal peristiwa penyerangan Mapolres Tarakan oleh anggota Bantuan Penugasan (BP) Satgas Yonif 614/RJP, Senin (24/2) malam.
Kapendam VI/Mulawarman Kolonel Kav Kristiyanto mengatakan peristiwa itu merupakan kesalahpahaman. Namun, ia tidak menjelaskan kesalahpahaman yang dimaksud, hanya menyebut situasi Kota Tarakan telah kondusif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kodam VI/Mulawarman bersama Korem 092/Mrl dan Brigif 24/BC telah mengambil langkah cepat dan terukur untuk menyelesaikan permasalahan ini secara profesional. Seluruh pihak, termasuk jajaran Polres Tarakan, telah berkoordinasi dan melaksanakan mediasi guna menghindari eskalasi lebih lanjut," kata Kristiyanto dalam keterangan tertulis, Selasa (25/2).
Ia menjelaskan sejak kejadian, Danyonif 613/Rja sebagai satuan induk telah menggelar apel luar biasa dan memeriksa personel yang diduga terlibat penyerangan.
Selain itu, Dansat Brimob Polda Kaltara, Danrem 092/Mrl, Danbrig 24/BC, serta Dandim 0907/ Tarakan telah melaksanakan koordinasi intensif untuk menjaga soliditas kedua institusi.
"Ini murni kesalahpahaman antar individu, bukan masalah antar institusi. TNI dan Polri tetap solid dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Kalimantan Utara, termasuk Kota Tarakan," ujarnya.
Kristiyanto menjelaskan Pangdam VI/Mulawarman Mayjen Rudy Rachmat terus memantau perkembangan situasi dan berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait untuk memastikan penyelesaian yang baik dan menjaga suasana tetap kondusif.
"Saat ini, seluruh personel yang terlibat dalam Bantuan Penugasan (BP) telah dikonsolidasikan dan menjalani pemeriksaan sesuai prosedur. Langkah ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab komando serta komitmen dalam menjaga disiplin prajurit," katanya.
(tsa/yoa)