4 Aktivis Greenpeace Dipulangkan Polisi Usai Aksi Protes Tambang Nikel

1 day ago 9

CNN Indonesia

Selasa, 03 Jun 2025 20:46 WIB

Empat aktivis Greenpeace yang sempat diamankan polisi saat menyampaikan protes di acara Indonesia Critical Minerals Conference 2025 hari ini telah dipulangkan. Empat aktivis Greenpeace yang sempat diamankan polisi saat menyampaikan protes di acara Indonesia Critical Minerals Conference 2025 hari ini telah dipulangkan. istockphoto/LumiNola

Jakarta, CNN Indonesia --

Empat aktivis Greenpeace dan Raja Ampat yang sempat diamankan polisi saat menyampaikan protes di acara Indonesia Critical Minerals Conference 2025 hari ini telah dipulangkan.

Kapolsek Grogol Petamburan, menurut Jeanny Sirait dari Tim Advokasi untuk Demokrasi (TAUD), mengatakan para aktivis tidak melakukan tindak pidana apa pun.

"Memang tidak ada tindak pidana dari aksi damai ini, dan patut kita ingat bahwa aksi langsung merupakan hak warga negara, bagian dari kebebasan berpendapat yang dijamin konstitusi," ujar Jeanny melalui keterangan persnya, Selasa (3/6) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jeanny menuturkan para aktivis menjalani proses Berita Acara Wawancara (BAW) dengan didampingi kuasa hukum dari TAUD. Setelah pertemuan dengan Kapolsek, tutur dia, sempat ada perwakilan Kepolisian Daerah Metro Jaya.

"Mereka menyampaikan bahwa Polda yang menerima pemberitahuan kegiatan konferensi internasional ini. Perwakilan Polda hanya menanyai para aktivis dan mencatat keterangan yang disampaikan," kata Jeanny.

Dalam proses BAW tersebut, TAUD menjelaskan para aktivis datang dengan mendaftar di laman resmi yang disediakan panitia, baik sebagai delegasi maupun sebagai pengunjung.

"Proses BAW berjalan sekitar 2,5 jam untuk keempat aktivis. Setelah proses BAW rampung, polisi melepaskan keempat aktivis tersebut," imbuhnya.

Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Iqbal Damanik mengucapkan terima kasih kepada publik atas respons yang diberikan terkait isu nikel. Kata dia, industrialisasi nikel sudah terbukti mempunyai daya rusak yang sangat besar untuk lingkungan hidup. Hutan dibabat, sungai dan laut tercemar, hak-hak masyarakat adat dirampas.

"Setelah menghancurkan Sulawesi dan Maluku, kini tambang nikel membidik Raja Ampat. Kita harus sama-sama bersuara agar pemerintah mengevaluasi kebijakan industrialisasi nikel. Save Raja Ampat, Papua bukan tanah kosong!" seru Iqbal.

(ryn/gil)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Kasus | | | |