CNN Indonesia
Senin, 24 Feb 2025 17:47 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Israel untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir, mengirimkan tank-tank ke wilayah Tepi Barat yang diduduki pada Minggu (23/2). Israel memerintahkan pasukannya berjaga untuk "waktu yang lebih panjang" di wilayah itu, untuk memerangi milisi Palestina di kamp-kamp pengungsi.
Di tengah gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza, militer Israel disebut justru semakin beralih ke Tepi Barat. Selain menambah pasukan, Israel mengirimkan satu peleton tank dan kendaraan pengangkut personel lapis baja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade di Yudea dan Samaria (sebutan Israel untuk Tepi Barat), kami mengirimkan tank," kata Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz.
"Ini berarti satu hal, kami memerangi terorisme dengan segala cara dan di mana saja," imbuhnya, dikutip CNN.
Katz mengeklaim operasi itu bertujuan menghancurkan benteng-benteng teroris, menetralisir militan, menghancurkan infrastruktur bangunan dan gedung senjata teroris dalam skala besar.
Pengiriman tank dan personel tambahan ke Tepi Barat ini merupakan bagian dari "Operasi Tembok Besi", yakni kampanye militer Israel yang difokuskan di Tepi Barat utara sejak bulan lalu. Operasi ini juga dilakukan hanya dua hari setelah gencatan senjata Gaza dimulai.
Awal pekan ini, pasukan Israel menghancurkan belasan bangunan apartemen di sebuah kamp pengungsi di Tepi Barat yang diduduki. Menhan Katz menyebut tiga kamp yakni Jenin, Tulkarem, dan Nur Shams, kini kosong dari sekitar 40 ribu pengungsi Palestina.
Beberapa penduduk Palestina yang melarikan diri dari kamp pengungsi Jenin mengatakan bahwa militer Israel memerintahkan mereka untuk mengungsi, dan mereka tidak tahu kapan diizinkan untuk kembali ke rumah. Setidaknya 27 orang tewas dalam serangan di Jenin dan 70 orang di seluruh Tepi Barat sejak awal 2025.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan pengerahan tank-tank berat Israel merupakan "langkah menuju peningkatan agresi dan perluasan kejahatan terhadap rakyat Palestina, terutama di Tepi Barat dan kamp-kamp pengungsi".
Kemlu Palestina juga menekankan kebutuhan mendesak akan intervensi internasional untuk mengekang agresi Israel, yang dilakukan tanpa memperhatikan hukum atau perjanjian yang ditandatangani.
(dna/bac)