Fenomena Gunung Es Dokter Cabul di Indonesia

1 day ago 11

Jakarta, CNN Indonesia --

Satu per satu kasus dugaan kekerasan seksual yang dilakukan dokter muncul ke permukaan dalam beberapa pekan terakhir. Kasus ini menambah kelam dunia kedokteran Indonesia.

Ada kasus PPDS Priguna Anugerah Pratama di RSHS Bandung, dokter kandungan di Garut, Jawa Barat, hingga dokter di Persada Hospital Malang, Jawa Timur.

Priguna, dokter PPDS Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung, sudah ditetapkan tersangka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Begitu juga Syafril Firdaus (MSF), dokter kandungan di Garut yang diduga melecehkan pasiennya juga telah dijerat sebagai tersangka.

Sedangkan kasus dugaan asusila oleh dokter berinisial AY di Persada Hospital Malang masih didalami. AY saat ini sudah diberhentikan untuk sementara.

Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Reza Indragiri mengatakan kasus dugaan pencabulan di rumah sakit menjadi sebuah anomali. Menurutnya, selama ini rumah sakit dan dokter dianggap erat kaitannya dengan kerja-kerja kemanusiaan.

Setelah muncul kasus dugaan pencabulan di dunia kedokteran satu per satu, Reza mendorong pemerintah daftar nama para pelaku kejahatan seksual.

Menurutnya, masyarakat harus tahu daftar dokter atau tenaga kesehatan cabul kala kasus kekerasan seksual masih mengintai masyarakat, terutama perempuan.

"Sekali lagi, musang bisa menjadi domba dengan seragam yang mereka kenakan," kata Reza kepada CNNIndonesia.com, Kamis (17/4).

Reza menjelaskan tindakan asusila terjadi karena relasi kuasa yang tak berimbang atau power asymmetry.

Namun, dalam teori yang lain, kasus asusila bisa terjadi karena imbas konten atau narasi yang beredar di media sosial yang semakin tidak terkontrol.

Akhirnya, masyarakat kehilangan kepekaan terhadap nilai-nilai yang selama ini dianggap sakral.

Namun, Reza juga mengutip satu pernyataan dokter Nazar. Menurut Reza, bekas pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) itu menyatakan kasus asusila yang dilakukan Priguna boleh jadi karena beban berat yang bersangkutan sebagai dokter spesialis anestesi.

Dengan beban kerja yang panjang, membosankan, dan meletihkan, patut diduga Priguna menggunakan seks untuk pelampiasan.

"Sehingga oknum dokter tersebut menjadikan seks sebagai cara untuk memperoleh kesenangan. Sebagai penawar atas kejenuhan. Cara yang harus kita sepakati sebagai cara yang jahat," kata Reza.

Di sisi lain, kata Reza, faktor itu didukung oleh minimnya pengawasan rumah sakit. Sehingga, kondisi itu dianggap menjadi kesempatan oleh pelaku untuk melakukan aksinya.

Berlanjut ke halaman berikutnya...


Read Entire Article
Kasus | | | |