Kupang, CNN Indonesia --
Sebanyak 100 murid Sekolah Rakyat Menengah Pertama di Kabupaten Kupang, NTT sejak Jumat (11/7) mulai dijemput oleh petugas pendamping dari Sentra Efata, Naibonat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Penjemputan dilakukan sejak Jumat (11/7) pagi untuk murid yang jarak rumahnya jauh dari Sentra Efata yang akan menjadi pusat pendidikan sekolah rakyat tersebut.
"Iya sudah sejak Jumat kemarin para siswa dijemput oleh petugas untuk dintar ke Sentra Efata," kata Kepala Sekolah Rakyat Menengah 19 Kupang, Felipina Agustina Kale kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (12/7).
Hari ini, Senin (14/7), sekolah-sekolah rakyat yang sudah ada di seluruh penjuru Indonesia memulai kegiatan belajar mengajar, seperti halnya sekolah lain pada tahun ajaran baru 2025/2026.
Akhir pekan lalu, Felipina menceritakan penjemputan dilakukan pendamping pada Jumat lalu terhadap 80 orang calon siswa. Para murid itu kemudian langsung dibawa ke Sentra Efata. Dan target 80 siswa yang dijemput pada Jumat (11/7) semuanya telah tiba dan mulai menempati asrama di Sentra Efata, Naibonat.
Sisanya, ada 20 murid yang dijemput petugas pendamping pada Minggu (13/7).
"Total siswa yang lolos di Sekolah Rakyat tahun 2025 ini sebanyak 100 anak," kata Felipina.
Dia bilang 100 anak yang akan mengikuti pendidikan menengah di Sekolah Rakyat itu semuanya berasal dari 14 di Kecamatan di Kabupaten Kupang.
Dan yang telah tiba di asrama sudah langsung diregistrasi dan menjalani pemeriksaan kesehatan pada Sabtu (12/7) pagi.
"Pemeriksaan tensi darah, berat badan, pengukuran tinggi, gula darah, HB, pemeriksaan gigi, mata dan telinga oleh dokter dan tenaga kesehatan. Termasuk pemeriksaan laboratorium," jelasnya.
Selain itu dilakukan tes kebugaran juga dilakukan. Semua pemeriksaan tersebut untuk memastikan para siswa sehat dan pemeriksaan kesehatan akan dilakukan secara8 rutin setiap bulan untuk mengetahui perkembangan kesehatan setiap siswa.
Data dari Sentra Efata Kementerian Sosial menyebut 100 siswa tersebut terdiri dari 45 murid perempuan dan 55 murid laki-laki.
Dan semuanya berasal dari warga tidak mampu yang masuk desil I DTSEN (Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional). Desil I adalah kelompok yang mengalami kemiskinan ekstrim.
Kepala Sentra Efata Kupang , Tota Oceana Zonneveld menjelaskan total gedung yang akan digunakan untuk kebutuhan sekolah rakyat sebanyak 24 gedung yang semua berada dalam kompleks Sentra Efata.
"Kita sudah siapkan 24 gedung untuk kebutuhan sekolah rakyat, baik untuk asrama, tempat belajar, ruang makan putra putri," kata Tota kepada CNNIndonesia.com Sabtu.
Selain itu kata Tota, tenaga kesehatan juga sudah disiapkan selama siswa sekolah rakyat menjalani kegiatan belajar tahun ajaran 2025/2026.
Dan tenaga pengajar juga sudah siap sebanyak 11 orang guru dan 2 guru agama sehingga total guru 13 orang.
"Disini ada juga wali asuh untuk mengasuh sembilan hingga 10 anak. Kemudian ada dua wali asrama untuk mengawasi anak-anak di dalam asrama," jelasnya.
(eli/kid)